Pengakuan Jurnalis yang Satu Rombongan dengan Mendiang Shireen Abu Akleh: Kami Jadi Target
Kompas dunia | 12 Mei 2022, 04:35 WIB"Saya berbalik dan menemukan Shireen jatuh di tanah. Saya menemukan Shatha (Hanaysha) melindungi dirinya dengan pohon dan berteriak."
"Penembakan berlanjut selama lebih dari tiga menit. Ali (al-Samoudi) terluka, dia bisa menyeberang jalan dan sampai ke titik aman. Penembakan ke arah Shatha berlanjut saat dia berdiri di bawah pohon."
Mujahed menceritakan, saat itu dia dan rombongan tidak ada yang bisa memberikan pertolongan pertama kepada Shireen Abu Akleh.
Bahkan, pemuda yang ingin membantu Abu Akleh juga menjadi sasaran tembak.
Baca Juga: Israel Banjir Kecaman usai Tembak Mati Jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh
"Kami tidak dapat memberikan pertolongan pertama kepada Shireen," tuturnya.
"Pemuda di jalan mendatangi kami dan mencoba menarik Shireen keluar tetapi juga ditembak. Setiap kali ada yang bergerak maju, mereka ditembak," ucapnya.
Sementara, ribuan orang berkumpul di kota Ramallah, Tepi Barat untuk memberi penghormatan kepada Abu Akleh saat jenazahnya tiba dengan ambulans dari Nablus.
Teman, kolega, dan anggota keluarga Abu Akleh berkumpul di depan kantor Al Jazeera saat jenazahnya tiba.
Reporter Al Jazeera Nida Ibrahim melaporkan dari Ramallah, saat jenazah Abu Akleh dikeluarkan dari ambulans dan dibawa masuk ke sebuah ruangan di kantor AJ, banyak orang yang ikut menyambutnya.
Banyak pula yang berteriak bahwa mereka akan melawan dan "berjuang untuk Shireen".
Baca Juga: Israel akan Bangun 4.000 Rumah di Wilayah Palestina, Pakar PBB: Ini Sama dengan Kejahatan Perang
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Gading-Persada
Sumber : Al Jazeera