Sejarawan Rusia Cemas Putin Umumkan Perang Lawan Ukraina dan Mobilisasi pada Hari Kemenangan Besok
Krisis rusia ukraina | 8 Mei 2022, 21:36 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Pada Senin 9 Mei 2022 besok, Rusia akan merayakan Hari Kemenangan memperingati menyerahnya Nazi Jerman kepada Uni Soviet pada 1945 silam.
Namun, peringatan kali ini digelar dalam suasana berbeda yang membuat sejumlah pihak khawatir.
Sejumlah kalangan di Rusia khawatir Presiden Rusia Vladimir Putin akan mendeklarasikan perang lawan Ukraina ketika tanggal bersejarah tersebut.
Moskow sendiri selama ini sebatas mendeklarasikan invasi ke Ukraina sebagai “operasi militer khusus”, bukan perang.
Deklarasi perang akan membuat Kremlin bisa menetapkan mobilisasi massal untuk menambah pasukan ke Ukraina.
Baca Juga: Tentara Rusia Persiapan Untuk Hari Kemenangan di 9 Mei
Sejarawan Rusia yang berbasis di St. Petersburg, Ivan Kurilla menyebut, Hari Kemenangan tahun ini diantisipasi dengan kecemasan.
Ia khawatir Putin akan mendeklarasikan perang sebagaimana rumor intelejen yang beredar.
“Saya tidak dapat mengingat kapan hari raya 9 Mei ini dihadapi dengan kecemasan seperti ini,” tulis Kurilla di Facebook sebagaimana dikutip Associated Press.
Hari Kemenangan adalah salah satu hari raya terpenting Rusia yang kerap diasosiasikan dengan kebanggaan nasionalis dan patriotisme.
Momen ini kerap diperingati dengan parade militer besar-besaran di Lapangan Merah, Moskow.
Berbagai kalangan meyakini Putin hendak menggunakan momen penting tersebut untuk mengumumkan mobilisasi massal seiring kesulitan pasukan Rusia di medan tempur Ukraina.
Kepala Intelejen Militer Ukraina Kyrylo Budanov meyakini Kremlin merencanakan mobilisasi dan deklarasi perang.
Menteri Pertahanan Inggris Raya Ben Wallace pun meyakini hal serupa dan mengklaim Putin akan menetapkan mobilisasi dengan dalih klaim bahwa rezim Kiev adalah perwujudan baru Nazi Jerman.
Kremlin sendiri telah membantah rumor mobilisasi dan deklarasi perang itu. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebutnya “tidak benar” dan “omong kosong”.
Baca Juga: Semua Warga Sipil di Pabrik Baja Mariupol Telah Dievakuasi, Pasukan Ukraina Digempur Rusia
Rumor mobilisasi pun ditanggapi serius oleh populasi Rusia. Berbagai lembaga hak asasi manusia dan bantuan hukum Rusia mengaku mendapatkan banyak pertanyaan mengenai hukum terkait mobilisasi.
Pavel Chikov, pendiri lembaga bantuan hukum (LBH) Agora menyebut, banyak orang Rusia mempertanyakan hak sipil terkait kewajiban gabung militer jika ada mobilisasi.
“Pertanyaan-pertanyaan mengenai siapa yang bisa dipanggil dan bagaimana caranya mulai mengalir deras melalui saluran telepon kami mengenai hak-hak wajib militer dan dinas ketentaraan,” kata Chikov.
Di lain sisi, jelang peringatan Hari Kemenangan, televisi-televisi pro-Kremlin meningkatkan siaran retorika patriotis terkait perang Ukraina.
Kanal-kanal tersebut mengamplifikasi pesan Moskow bahwa Rusia tengah memberantas “neo-Nazi” di Ukraina.
Momen bersejarah Hari Kemenangan disebut penting bagi Putin untuk memperkuat propaganda terkait invasi ke Ukraina.
Rakyat Rusia yang umumnya pro-invasi diyakini akan dihasut dengan patriotisme Uni Soviet dalam menghadapi Nazi.
Rusia sendiri enggan menyepakati narasi sejarah arus utama yang menyebut perang Rusia lawan Nazi Jerman sekadar salah satu front dalam Perang Dunia Kedua.
Moskow menyebut perang itu sebagai Perang Patriotik Raya yang kemenangannya diperingati tiap 9 Mei.
Baca Juga: Jenderal Moskow Banyak Terbunuh di Ukraina, Puncak Rantai Komando Militer Rusia Terancam Kacau
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Fadhilah
Sumber : Associated Press