> >

Kisah Sang Maharaja dari India, Membunuh demi Merebut Perempuan Pujaan Hati

Kompas dunia | 8 Mei 2022, 05:35 WIB
Maharaja Sir Bhupendra Singh Bahadur. (Sumber:homegrown.com-)

Di balik pepohonan yang gelap, kepala Lall Singh dipukul. Saat berontak, empat peluru bersarang di tubuhnya, dua di kepala dan dua di dada. Ghandur yang lama menjadi sahabat Lall Singh, malam itu benar-benar jadi pengkhianat berdarah dingin. 

Malam itu juga mayat Lall dibawa ke sebuah desa di Kardar dan dibakar di tengah perjalanan.

Dalip Kaur pun resmi menjadi seorang maharani. 

Berita kehilangan Lall Singh segera menyebar. Nanak Singh sebagai kepala polisi mendapat laporan. Namun sebagai yang mengetahu peristiwa, dia dipanggil oleh Perdana Menteri ke rumahnya dan diberi uang 50 ribu rupe dan kenaikan pangkat menjadi Inspektur Jenderal Polisi. Syaratnya, harus menulis laporan bahwa tidak ada keterlibatan sang Maharaja.

Nanak Singh rupanya kali ini menolak, dengan alasan tidak ingin membuat kejahatan baru. Hubungan antara kepala polisi dan perdana menteri ini pun kemudian renggang.

Sementara itu, pemerintah Inggris langsung melakukan penyelidikan. Pada saat yang bersamaan, Maharaja pulang dari Eropa. Penyelidikan kasus ini dipimpin oleh Inspektur Jenderal Polisi Tara Chand. 

Para pembunuh memang dibawa ke pengadilan. Ghandur Singh dan Nanak Singh dinyatakan bersalah dan dihukum seumur hidup.

Setelah 10 tahun berlalu, kasus ini berlalu bagai angin. Posisi Patiala makin memegang peran penting di India. Pada 1926, Maharaja ditunjuk menjadi Ketua Dewan Pangeran-Pangeran.

Baca Juga: Polisi India Diduga Perkosa Korban Pemerkosaan yang Melapor Kepadanya

Sementara itu, Ghandur Singh dibebaskan dan sialnya, Nanak Singh tetap mendekam di penjara. 

Pada 1929, arwah Lall Singh masih menghantui. Kali ini, dalam sidang Indian State People di Bombay, di bagian salinan dari 10 saksi orang Patiala menyebut keterlibatan Maharaja. Dalam dokumen yang juga diserahkan kepada Viceroy (Gubernur Jenderal), bukan saja diungkap keterlibatan dalam pembunuhan Lall Singh, tetapi juga kejahatan-kejahatan lain.  

Namun pada 30 Mei 1930, Maharaja menulis surat kepada Viceroy yang menyangkal semua keterlibatannya. Dia menyatakan telah difitnah. Nasib Maharaja lebih baik, dia bahkan dipercaya oleh pemerintah Inggris di India untuk membentuk panitia penyelidikan. 

Namun, Maharaja harus mengeluarkan banyak uang untuk menutup mulut orang-orang yang akan bersaksi dan membayar para pengacara.

Lalu bagaimana dengan Superintendan Polisi Nanak Singh yang menjadi saksi kunci?

Maharaja kembali memainkan kemampuannya. Dia mengatur agar Nanak Singh dibawa ke rumah sakit dan dari sana dia kabur menuju Amritsar agar tidak bersaksi di depan panitia penyelidikan. Untuk itu, Maharaja harus merogoh kocek hingga 50 ribu rupe.

Itulah sekelumit kisah tentang sang Maharaja dari India, yang membunuh demi merebut perempuan pujaan hati.

 

Penulis : Iman Firdaus Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU