Telepon Tentara Rusia ke Istrinya Disadap, Sebut Moralnya Menurun dan Terpaksa Tembak Teman Sendiri
Krisis rusia ukraina | 2 Mei 2022, 13:03 WIBKIEV, KOMPAS.TV - Intelijen Ukraina dilaporkan telah menyadap telepon komandan tentara Rusia yang bertugas di pertempuran Ukraina ke istrinya.
Pada penyadapan tersebut sang komandan mengungkapkan moral tentara Rusia saat ini sangat menurun dan mulai terserang panik.
Mereka bahkan menginginkan peperangan di Ukraina itu untuk berakhir.
Bahkan ia menegaskan komandan perang terpaksa menembak temannya mereka sendiri untuk memaksanya bertarung.
Baca Juga: 8 Warga Sipil Ukraina Tewas akibat Seangan Rusia di Ukraina Timur, Imbas Fokus Putin Rebut Donetsk
Penyerangan Rusia ke Ukraina memang belum menunjukkan tanda-tanda berhenti meski sudah dua bulan berlangsung.
Selain itu, Rusia dilaporkan telah kehilangan lebih dari 20.000 prajuritnya, dan juga kehancuran peralatan yang signifikan.
“Tentara saya sudah tak ingin berperang. Saya bahkan menembaki mereka, tetapi tak ada gunanya,” ujar seorang komandan pasukan Rusia di garis depan dalam penyadapan itu dikutip dari Daily Star.
Ia mengungkapkan bahwa pejabat Rusia memang mengirimkan pasukan baru untuk memperkuat militer mereka.
Tapi ia melabeli pasukan baru yang diyakini berjumlah 60 tentara tersebut sebagai pengecut.
“Banyak dari mereka adalah pengecut. Masalah ada di mereka,” katanya.
Sang komandan itu sendiri menegaskan dirinya ingin agar perang bisa berhenti, agar ia bisa kembali ke keluarganya.
“Semua orang sudah muak. Saya ingin pulang memeluk istri dan anak,” tuturnya.
Baca Juga: Pengakuan Lavrov: Rusia Tak Targetkan "Operasi Militer" di Ukraina Selesai pada 9 Mei
Meski Putin memerintahkan serangan terus dilakukan, dukungan Barat ke Ukraina juga tak berhenti.
Bahkan Amerika serikat akan kembali memberikan bantuan militer senilai 33 miliar AS atau setara Rp479 triliun ke Ukraina.
Bantuan tersebut cukup membuat Presiden Rusia Vladimir Putin kebakaran jenggot dan melontarkan ancaman kepada pihak NATO dan Barat yang membantu Ukraina.
Salah satunya adalah kemungkinan melakukan pengerahan senjata nuklir.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Daily Star