Pemerintah India Sita 725 Juta Dolar Dana Xiaomi, Dituding Langgar Aturan Valuta Asing
Kompas dunia | 1 Mei 2022, 03:35 WIBNEW DELHI, KOMPAS.TV — Pemerintah India menyita 725 juta dolar dana perusahaan smartphone China Xiaomi dengan tuduhan melanggar undang-undang valuta asing India, karena melakukan pengiriman uang ilegal ke luar negeri, kata para pejabat India seperti dilaporkan Associated Press, Sabtu (30/4/2022).
Direktorat Penegakan Hukum Badan Penyidik Kejahatan Finansial India mentweet, mereka menyita jumlah tersebut dari unit lokal Xiaomi di India.
Langkah itu dilakukan setelah pada Februari India meluncurkan penyelidikan atas kekhawatiran pengiriman uang ilegal, seperti dilaporkan media India yang dikutip Associated Press.
Badan tersebut mengatakan, Xiaomi mentransfer 725 juta dollar AS ke "tiga entitas berbasis asing" dengan kedok pembayaran royalti, menurut sebuah pernyataan yang dikutip oleh Press Trust of India.
Awal bulan ini, India juga memeriksa wakil presiden global Xiaomi, Manu Kumar Jain, di kantor regional perusahaan di Bengaluru, demikian dilaporkan Press Trust of India.
Baca Juga: Truk Padat Penumpang Senggol Kabel Listrik di India, 11 Orang Tewas dan 3 Luka Bakar
Perusahaan smartphone itu mengatakan, mereka mematuhi undang-undang setempat dan menambahkan tindakan "pembayaran dan pernyataan royalti" adalah "sah dan jujur", menurut sebuah pernyataan yang dikutip oleh New Delhi Television.
Dua tahun lalu, India melarang lebih dari 100 aplikasi milik China karena ketegangan antarnegara meningkat akibat bentrokan perbatasan.
Pada Juni 2020, pasukan India dan Tiongkok bertempur dengan tongkat, batu, dan tinju di sepanjang bagian perbatasan yang disengketakan, menyebabkan 20 tentara India dan empat tentara Tiongkok tewas.
Sejak Februari tahun lalu, kedua negara menarik pasukan dari beberapa lokasi, tetapi mereka masih mempertahankan kehadiran pasukan tempur di wilayah yang disengketakan.
Pada Maret, Menteri Luar Negeri China Wang Yi melakukan perjalanan ke New Delhi untuk membahas percepatan pelepasan pasukan dan kemungkinan meredakan situasi.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV/Associated Press