> >

Sergey Lavrov: Sanksi atas Rusia Harus Dicabut jika Ingin Perundingan Damai dengan Ukraina Dilakukan

Krisis rusia ukraina | 30 April 2022, 13:28 WIB
Menlu Rusia Sergey Lavrov menegaskan sanksi terhadap negaranya harus dicabut jika ingin perundingan damai dengan Ukraina dilakukan. (Sumber: Russian Foreign Ministry Press Service via AP)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov menegaskan sanksi terhadap Rusia harus dicabut jika ingin perundingan damai dengan Ukraina dilakukan.

Pada pernyataannya yang diterbitkan Sabtu (30/4/20222), Lavrov tak memungkiri perundingan akan sulit terjadi, tetapi pembicaraan terus berlanjut setiap hari.

Kiev sebelumnya mengungkapkan bahwa pembicaraan untuk mengakhiri penyerangan Rusia ditakutkan tak berjalan baik.

Baca Juga: Menolak Putin Hadir di G20, Biden Ternyata Belum akan Tentukan Sikap

Tetapi, Lavrov mengatakan perundingan damai bisa terjadi asal pencabutan sanksi terhadap Rusia jadi bagian dari perundingan.

“Saat ini, delegasi Rusia dan Ukraina sebenarnya berdiskusi setiap hari melalui konferensi video tentang kemungkinan perjanjian,” tuturnya dilansir dari Xinhua.

“Agenda pembicaraan termasuk masalah denazifikasi, pengakuan realitas geopolitik yang baru, pencabutan sanksi, dan status bahasa Rusia. Kami ingin melanjutkan negosiasi, meski sulit,” tambah Lavrov.

Barat dan NATO serta sekutunya terus menjatuhkan sanksi kepada Rusia sejak serangan ke Ukraina dimulai pada 24 Februari lalu.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan, Barat perlu memperkuat sanksi mereka terhadap Rusia, dan tak menjadikannya bagian dari negosiasi.

Baca Juga: Menlu Sergey Lavrov Tegaskan Rusia Tak Perang dengan NATO: Sayangnya, Mereka Berpikir Sebaliknya

Sekutu Ukraina di Barat telah melancarkan sejumlah sanksi ekonomi yang menyulitkan Moskow.

Mereka telah membekukan hampir setengah emas dan cadangan mata uang asing Rusia.

Hal itu membuat ekonomi Rusia memburuk dan mengancam kedaulatan negara tersebut.

Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Xinhua


TERBARU