Mantan Marinir AS Tewas di Ukraina, Disebut Kematian Kombatan Amerika Pertama Lawan Tentara Rusia
Krisis rusia ukraina | 30 April 2022, 05:35 WIBNEW YORK, KOMPAS.TV – Seorang mantan marinir Amerika Serikat (AS) berusia 22 tahun tewas terbunuh bersama tentara Ukraina dalam perang melawan Rusia. Kematiannya disebut sebagai kematian warga AS pertama yang ikut angkat senjata berperang melawan tentara Rusia di Ukraina.
Hal itu diungkapkan pihak keluarga sang mantan marinir, seperti dilaporkan Associated Press, Sabtu (30/4/2022).
Willy Joseph Cancel tewas pada Senin (25/4) saat bekerja untuk perusahaan kontraktor militer yang mengirimnya ke Ukraina.
Ibu Cancel, Rebecca Cabrera menyatakan pada CNN bahwa putranya mendaftar ke kontraktor militer itu sesaat sebelum perang dimulai di Ukraina pada 24 Februari.
Baca Juga: Waduh, Putin Diyakini Bakal Umumkan Perang Dunia III dalam Beberapa Hari ke Depan
Cancel yang sempat mengabdi sebagai marinir AS pada 2017 – 2021 selepas SMA, kata Cabrera, kemudian setuju untuk pergi ke Ukraina.
“Dia ingin pergi ke sana karena ia meyakini apa yang diperjuangkan Ukraina, dan dia ingin menjadi bagian dari itu, untuk meredamnya agar (perang) tidak meluas sampai ke sini, dan mungkin (agar) tentara Amerika kita tidak perlu terlibat dalam perang itu,” ujar Cabrera.
Cabrera menyebut jenazah putranya hingga kini belum berhasil ditemukan karena risiko yang tinggi.
“Mereka belum menemukan jenazahnya,” katanya. “Mereka, orang-orang yang perang bersama Cancel, berupaya, tapi itu berarti mengambil mayatnya atau malah terbunuh. Tapi kami ingin agar putra kami kembali pada kami.”
Cancel, kata Cabrera, terbang ke Polandia pada 12 Maret dan masuk ke Ukraina setelahnya. Ia berperang bersama sejumlah orang lain dari berbagai negara.
Baca Juga: Serangan Rudal Rusia Ganggu Kunjungan ke Kiev Ukraina, Sekjen PBB: Kami Gagal Hentikan Perang
Cancel yang sempat menjadi anggota pemadam kebakaran New York, meninggalkan seorang istri dan bayi lelaki berusia 7 bulan. Britanny Cancel, janda Cancel, menerima informasi yang mengabarkan kematian suaminya pada Selasa (26/4).
Brittany mengatakan pada Fox News bahwa ia menganggap mendiang suaminya sebagai seorang pahlawan.
“Suami saya memang tewas di Ukraina,” kata Brittany Cancel. “Ia pergi ke sana hendak membantu orang-orang (Ukraina). Dia selalu merasa bahwa itu adalah misi utamanya dalam hidup.”
Meski pergi secara sukarela ke Ukraina, Cancel disebut sang istri juga punya mimpi menjadi seorang polisi atau pemadam kebakaran.
“Dia punya mimpi dan harapan menjadi seorang polisi atau bergabung dengan Damkar New York,” ujar Brittany pada Fox. “Tentu saja saat ia mengetahui apa yang terjadi di Ukraina, ia pun hendak menjadi sukarelawan.”
Baca Juga: Ukraina Kantongi 10 Nama Tentara Rusia yang Terlibat Penyiksaan Massal di Bucha
Pemerintah AS sendiri belum mengonfirmasi laporan kematian Cancel. Pada Jumat (29/4), Departemen Luar Negeri AS menyatakan mengetahui laporan itu dan memantau situasi perkembangan dengan cermat. Namun, mereka tak dapat berkomentar karena pertimbangan privasi.
“Kami sekali lagi menegaskan, warga AS tidak boleh melakukan perjalanan ke Ukraina karena konflik bersenjata aktif dan penandaan warga AS di Ukraina oleh pejabat keamanan pemerintah Rusia, dan bahwa warga AS di Ukraina harus segera pergi jika aman untuk melakukannya dengan menggunakan pilihan transportasi darat komersial atau pun swasta yang tersedia,” kata Departemen Luar Negeri AS.
Puluhan ribu warga Ukraina diyakini terbunuh dalam perang di Ukraina. Sejumlah warga non-kombatan lain dari AS pun tewas, termasuk seorang pembuat film dokumenter yang kendaraannya diserang di sebuah pos pemeriksaan, dan seorang pria lain yang terbunuh saat tengah mengantre membeli roti.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press/CNN