> >

Jepang Murka Ukraina Sejajarkan Kaisar Hirohito dengan Adolf Hitler dan Mussolini, ini Tindakan Kiev

Krisis rusia ukraina | 25 April 2022, 20:19 WIB
Pemerintah Ukraina meminta maaf dan menghapus foto Kaisar Jepang Hirohito pada masa perang dari video yang memperlihatkan dirinya bersama Adolf Hitler dan Benito Mussolini, menyusul protes keras Jepang atas video tersebut, kata para pejabat Jepang, Senin, (25/4/2022) (Sumber: Straits Times)

Duta Besar Ukraina untuk Jepang Sergiy Korsunsky juga meminta maaf dalam cuitannya di Twitter hari Senin, mengatakan pembuat video tidak memiliki pemahaman tentang sejarah.

Putra kaisar Hirohito, yaitu mantan Kaisar Akihito, mengabdikan pemerintahannya untuk menebus dampak perang di dalam dan di luar Jepang.

Video tersebut sudah diganti dengan video tanpa foto Hirohito, tetapi banyak orang Jepang di media sosial terus mengkritik yang asli sebagai penghinaan, dan mengatakan Jepang harus berhenti mendukung Ukraina.

Yang lain mengatakan Hideki Tojo, perdana menteri masa perang Jepang yang kemudian dihukum karena kejahatan perang dan digantung, akan menjadi pilihan yang lebih baik daripada Hirohito untuk video tersebut.

Namun, beberapa pihak menyuarakan kekhawatiran bahwa permintaan Jepang agar video tersebut direvisi adalah penyensoran dan mengatakan konsesi Ukraina menjadi preseden buruk, yang akan mendorong kaum konservatif Jepang untuk lebih jauh menulis ulang sejarah masa perang Jepang.

Jepang khawatir serangan Rusia ke Ukraina dapat berdampak pada Asia Timur, di mana militer China tumbuh semakin kuat dan mengancam untuk mengintegrasikan Taiwan yang diklaim China secara paksa jika perlu.

Jepang mencoba memainkan peran yang lebih besar sebagai bagian dari Kelompok Tujuh negara industri dalam menanggapi invasi, bergabung dengan serangkaian sanksi terhadap Moskow dan memberikan dukungan untuk Ukraina sejalan dengan anggota lainnya.

Jepang menyediakan 300 juta dollar AS untuk Ukraina dan negara-negara tetangga yang menerima pengungsi Ukraina dan juga menerima ratusan pengungsi sejak invasi Rusia pada akhir Februari.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU