> >

Putin Nyatakan Mariupol Dikuasai Penuh Rusia, Sisa Pasukan Ukraina Dikepung Rapat Saja

Krisis rusia ukraina | 21 April 2022, 17:11 WIB
Pabrik baja Azovstal, lokasi terakhir militer Ukraina dan kelompok militan neo-nazi Azov bertahan di Mariupol. Presiden Rusia Vladimir Putin hari Kamis, (21/4/2022) memerintahkan pasukannya untuk tidak menyerbu benteng terakhir Ukraina yang tersisa di kota Mariupol yang terkepung, melainkan memblokirnya "agar seekor lalat pun tidak bisa masuk." (Sumber: RIA Novosti)

Gubernur Luhansk Serhiy Haidai mengatakan pasukan Rusia menguasai 80 persen wilayahnya. Sebelum Rusia menginvasi pada 24 Februari, pemerintah Kiev menguasai 60 persen wilayah Luhansk.

Baca Juga: Kabar Gembira! Rusia Janji Akhiri Serangan Militer ke Ukraina, tapi NATO Harus Ikuti Syarat Ini

Kendaraan militer Rusia di jalan raya di daerah yang dikuasai oleh pasukan separatis dukungan Rusia di dekat Mariupol, Ukraina, Senin, (18/4/2022). Presiden Rusia Vladimir Putin hari Kamis, (21/4/2022) memerintahkan pasukannya tidak menyerbu benteng terakhir Ukraina di Mariupol yang terkepung, melainkan memblokirnya "agar seekor lalat pun tidak bisa masuk." (Sumber: AP Photo/Alexei Alexandrov)

Haidai mengatakan Rusia, setelah merebut kota kecil Kreminna, sekarang merangsek ke arah kota Rubizhne dan Popasna. Dia mengimbau seluruh warga untuk segera mengungsi.

“Para penjajah hanya mengendalikan sebagian kota-kota ini, dan tidak dapat menerobos ke pusat-pusatnya,” kata Haidai di aplikasi perpesanan Telegram.

Para analis mengatakan serangan di timur bisa menjadi perang hancur-hancuran, karena Rusia menghadapi pasukan Ukraina yang paling berpengalaman dan tangguh, yang memerangi separatis pro-Moskow di Donbas selama delapan tahun.

Rusia mengatakan telah memberi Ukraina rancangan dokumen yang menguraikan tuntutannya untuk mengakhiri konflik, beberapa hari setelah Putin mengatakan pembicaraan itu "jalan buntu."

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, “bola ada di tangan mereka, kami menunggu tanggapan.” Dia tidak memberikan rincian tentang rancangan itu, dan tidak jelas kapan itu dikirim atau apakah itu menawarkan sesuatu yang baru kepada Ukraina, yang mengajukan tuntutan mereka sendiri bulan lalu.

Zelenskyy mengatakan dia belum melihat atau mendengar proposal tersebut, meskipun salah satu penasihat utamanya mengatakan pihak Ukraina sedang meninjaunya.

Baca Juga: Presiden Ukraina Zelensky: Sanksi ke Rusia Berikutnya Harus Sangat Menyakitkan

Mayat warga sipil tergeletak di dekat perusahaan metalurgi di Mariupol, Ukraina, Sabtu (16/4/2022). Presiden Rusia Vladimir Putin hari Kamis, (21/4/2022) memerintahkan pasukannya untuk tidak menyerbu benteng terakhir Ukraina yang tersisa di kota Mariupol yang terkepung, melainkan memblokirnya "agar seekor lalat pun tidak bisa masuk." (Sumber: AP Photo/Alexei Alexandrov)

Moskow lama menuntut Ukraina membatalkan niat untuk bergabung dengan NATO. Ukraina menanggapi dengan mengatakan akan menyetujuinya dengan imbalan jaminan keamanan dari negara lain.

Sumber ketegangan lainnya termasuk status Semenanjung Krimea, yang direbut oleh Moskow tahun 2014, dan Ukraina timur, di mana separatis mendeklarasikan republik merdeka yang diakui oleh Rusia.

Awal pekan ini, Ukraina mengatakan Rusia menjatuhkan bom kelas berat untuk meratakan sisa-sisa pabrik baja Azovstal di Mariupol.

Beberapa ribu tentara Ukraina, menurut perkiraan Rusia, bertahan di pabrik tersebut, di dalam labirin terowongan dan bunker sisa perang dingin yang tersebar di wilayah seluas 11 kilometer persegi. Zelenskyy mengatakan sekitar 1.000 warga sipil juga terjebak.

Rusia berulang kali mengeluarkan ultimatum untuk menyerah, tetapi Ukraina mengabaikannya.

Lebih dari 100.000 orang secara keseluruhan diyakini terperangkap di Mariupol dengan hanya sedikit makanan, air, obat-obatan atau pemanas ruangan. Populasi kota sebelum perang adalah 400.000 orang.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU