Sekutu Putin, Ramzan Kadyrov Yakin Mariupol Direbut Rusia saat Makan Siang
Krisis rusia ukraina | 21 April 2022, 14:17 WIBMARIUPOL, KOMPAS.TV - Pemimpin Chechnya sekaligus sekutu Vladimir Putin, Ramzan Kadyrov, yakin Mariupol akan sepenuhnya direbut saat makan siang.
Pasukan Rusia saat ini dilaporkan telah mengepung Mariupol dan selangkah lagi bisa merebutnya.
Mariupol pun akan menjadi kota terbesar Ukraina yang bisa direbut Rusia sejak menyerang Ukraina pada 24 Februari lalu.
Kota Pelabuhan itu merupakan posisi kunci strategis bagi penyerangan Rusia di timur Ukraina.
Baca Juga: Kabar Gembira! Rusia Janji Akhiri Serangan Militer ke Ukraina, tapi NATO Harus Ikuti Syarat Ini
Kota itu akan menghubungkan Krimea, wilayah yang diduduki Rusia pada 2014 lalu dengan Donbas yang kini dikuasi oleh pemberontak pro-Rusia.
Saat ini pasukan Ukraina di Mariupol dilaporkan bertahan di pabrik baja raksasa Azovstal bersama sekitar 1.000 warga sipil Ukraina.
Pasukan Chechnya merupakan bagian dari militer Rusia yang melakukan penyerangan ke Mariupol.
“Sebelum makan siang atau sesudah makan siang, Azovstal akan berada dalam kontrol pasukan Federasi Rusia,” kata Kadyrov dilansir dari Daily Mail, Kamis (21/4/2022).
Kementerian Pertahanan Ukraina pun tak langsung menanggapi komentar tersebut.
Pasukan Ukraina di Mariupol sendiri dilaporkan dalam keadaan terjepit karena kehabisan amunisi dan makanan.
Komandan Marinir Ukraina, Serhiy Volny, pada Rabu (20/4/2022), melalui video rekaman menegaskan pejuangnya yang bertahan di pabrik baja tak akan bisa bertahan lama.
Baca Juga: Presiden Ukraina Zelensky: Sanksi ke Rusia Berikutnya Harus Sangat Menyakitkan
Ia bahkan meminta pertolongan dari pemimpin dunia untuk memberikan pertolongan, khususnya kepada warga sipil.
Negosiator Ukraina dikabarkan tengah berupaya dalam upaya terakhir mencapai kesepakatan untuk menyelamatkan rekan-rekan mereka setelah ulltimatum untuk menyerah oleh Rusia diabaikan.
Negosiator Ukraina, Mykhailo Podolyak, mengungkapkan pihaknya siap melakukan negosiasi khusus tanpa syarat untuk menyelamatkan militer, warga sipil, anak-anak Ukraina, yang hidup dan terluka.
Namun, negosiasi perdamaian terhenti setelah Kremlin menuduh Kiev menunda pembicaraan dan mengubah posisinya.
Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Daily Mail