Komandan Pasukan Ukraina di Mariupol Beri Pesan Terakhir, Minta Pertolongan ke Pemimpin Dunia
Krisis rusia ukraina | 21 April 2022, 11:46 WIBMARIUPOL, KOMPAS.TV - Komandan pasukan Ukraina di Mariupol memberikan pesan yang disebutnya sebagai pesan terakhir yang ditujukan untuk dunia.
Mayor Serhiy Volyna yang merupakan pemimpin batalion mariner ke-36 Ukraina di Mariupol meminta pemimpin dunia untuk menolong mereka.
Ia mengungkapkan bahwa saat ini pasukannya kekurangan bahan makanan dan amunisi.
Selain itu, ia mengungkapkan saat ini tentara Rusia lebih banyak dibandingkan mereka.
Baca Juga: Orang Kaya Rusia Marah ke Putin, Sebut Negaranya Sudah Lakukan Pembantaian di Ukraina
Saat ini belum diketahui secara pasti berapa jumlah pasukan Ukraina yang bertahan di kota itu.
Tetapi dari pesan video yang diterima BBC, Mayor Volyna mengatakan sekitar 500 prajurit yang terluka saat ini dirawat di pabrik baja.
Pabrik baja Azovstal saat ini memang menjadi pusat terakhir dari perlawanan Ukraina di Mariupol.
“Kami mungkin akan menjalani hari terakhir. Musuh 10 kali lebih banyak dari kami,” ujar Volyna.
“Kami meminta pemimpin dunia menolong kami. Kami meminta mereka membawa kami ke perbatasan negara ketiga menggunakan prosedur ektsraksi,” tambahnya.
Volyna menegaskan meski moral pasukan Ukraina masih tinggi, tetapi Rusia diuntungkan dalam penyerangan mereka.
“Mereka mendapat keuntungan dari serangan udara, artileri, perlepngakapan di darat dan tank. Kami bertahan di satu titik, pabrik Azovstel, dan sebagai tambahan tak hanya tentara, juga warga sipil yang terdampak perang,” katanya di video itu.
Pemerintah Ukraina mengungkapkan setidaknya ada 1.000 warga sipil yang saat ini bersembunyi di pabrik Azovstel.
Baca Juga: Inggris Ikut Tinggalkan Pertemuan G20: Kami Mengutuk Perang Rusia Melawan Ukraina
Kiev mengungkapkan kemungkinan adanya kesepakatan untuk menyelamatkan sejumlah warga sipil dari kota itu.
Wali Kota Mariupol, Vadym Boichenko berharap bisa dikirim sekitar 90 bus untuk mengevakuasi sekitar 6.000 orang pada Rabu (20/4/2022).
Ia mengungkapkan saat ini sekitar 100.000 orang masih terjebak di Mariupol.
Pasukan Ukraina sendiri dilaporkan tak memenuhi perintah tentara Rusia untuk menyerah hingga batas waktu yang ditentukan.
Penulis : Haryo Jati Editor : Purwanto
Sumber : BBC