Demi Pertahankan Wilayah dari Serbuan Rusia, Ukraina Hujani Rakyatnya dengan Bom Tandan
Krisis rusia ukraina | 19 April 2022, 14:55 WIBHUSARIVKA, KOMPAS.TV - Saat itu awal Maret ketika hulu ledak munisi atau bom tandan mendarat di sebelah rumah Yurii Doroshenko di Ukraina timur, usai bom tandan itu menebar maut di desanya.
"Mereka menembak dan menghantam jalan," kata Doroshenko seperti dikutip New York Times, Selasa (19/4/2022).
Jenis senjata yang dilarang secara internasional itu berulang kali dituding digunakan militer Rusia sejak menginvasi Ukraina akhir Februari. Kelompok HAM mengecam penggunaannya. Para pemimpin Barat juga mengaitkan kehadiran mereka dengan sekumpulan tudingan kejahatan perang yang ditujukan ke Moskow.
Namun, bom tandan alias bom curah yang mendarat di sebelah rumah Doroshenko tidak ditembakkan oleh pasukan Rusia. Berdasarkan bukti yang ditinjau oleh The New York Times selama kunjungan ke daerah tersebut, amat sangat mungkin bom mematikan itu justru diluncurkan oleh pasukan Ukraina yang mencoba untuk merebut kembali daerah tersebut.
Tidak ada yang tewas dalam serangan itu di Husarivka, sebuah dusun pertanian yang dikelilingi oleh ladang gandum dan jalur gas alam. Kendati begitu, setidaknya dua orang tewas dibunuh pasukan Ukraina yang menembaki mereka, beralasan mereka menargetkan pasukan Rusia.
Saat perang mendekati minggu kedelapan, kedua belah pihak sangat bergantung pada duel artileri dan roket untuk saling menjatuhkan.
Tetapi keputusan Ukraina untuk menghujani desa mereka sendiri dengan bom tandan yang mampu menebar maut dan membunuh orang tak bersalah secara serampangan, menggarisbawahi perhitungan strategis mereka. Inilah yang perlu mereka lakukan untuk merebut kembali negara mereka, berapa pun biayanya.
Bom tandan, kelas senjata yang terdiri dari roket, bom, rudal, mortir dan peluru artileri, membelah di udara dan menyebarkan bom yang lebih kecil di area yang luas.
Baca Juga: Gerak Maju Serbuan Besar-Besaran Rusia di Ukraina Timur, kota Kremninna Jatuh Dikuasai Rusia
Bahaya bagi warga sipil sangat signifikan, sampai amunisi yang tidak meledak telah ditemukan dan dibuang dengan benar oleh para ahli.
Konvensi Munisi Tandan, yang mulai berlaku tahun 2010, melarang penggunaannya karena dapat menimbulkan bahaya yang tidak pandang bulu terhadap warga sipil.
Kelompok-kelompok kemanusiaan mencatat, 20 persen atau lebih hulu ledak antipersonel yang menyebar di udara itu gagal meledak saat membentur tanah. Namun, mereka dapat meledak di kemudian hari jika diambil atau ditangani.
Lebih dari 100 negara menandatangani pakta tersebut. Namun Amerika Serikat (AS), Ukraina dan Rusia tidak ikut .
“Ini tidak mengejutkan, tetapi jelas mencemaskan saat mendengar bukti telah muncul yang menunjukkan bahwa Ukraina mungkin menggunakan bom tandan dalam konflik saat ini,” kata Mary Wareham, direktur advokasi divisi senjata di Human Rights Watch.
"Amunisi tandan adalah senjata yang tidak dapat diterima yang membunuh dan melukai warga sipil di seluruh Ukraina," ujarnya.
Seorang penasihat angkatan bersenjata Ukraina dan Kementerian Pertahanan menolak berkomentar.
Baca Juga: Serangan Rusia di Ukraina Timur Diperkirakan Akan Jadi Klimaks Perang
Pasukan Rusia dalam beberapa hari pertama bulan Maret, menduduki gedung-gedung di pinggiran dan dekat pusatnya.
Roket artileri Uragan 220mm yang mendarat di dekat rumah Doroshenko ditembakkan dari peluncur truk berkilometer jauhnya, menyerang pada 6 atau 7 Maret, kata Doroshenko, 58 tahun, pemimpin informal kota itu.
Pada saat itu, desa itu berada di bawah kendali Rusia.
Selama kunjungan di sekitar properti dan jalan Doroshenko Kamis lalu (14/4/2022), wartawan New York Times melihat potongan besar roket artileri yang mengeluarkan bom tandan, memastikan jenis senjata yang telah ditembakkan.
Bom tandan mendarat di dekat markas darurat tentara Rusia di bengkel pertanian yang berdekatan, kata penduduk, yang berarti pasukan Rusia hampir pasti menjadi sasarannya.
Selama pendudukan, pasukan Ukraina tak henti-hentinya menembaki pasukan Rusia di sana. Setidaknya dua bom tandan yang sama bersarang di sebuah lapangan dekat rumah Doroshenko, hanya beberapa ratus meter dari markas besar Rusia.
Baca Juga: Serbuan Besar-besaran Rusia ke Ukraina Timur Dimulai
Roket-roket itu jatuh di sekitar lingkungan kecil yang terdiri dari selusin rumah berlantai satu yang diselingi dengan taman-taman kecil.
Saat roket mendekati pertanian, hulu ledak mereka yang mungkin masing-masing membawa 30 bom antipersonel, akan terpisah dari motor roket, membuka dan menyemburkan muatan mematikan dan menyebar ke seluruh lingkungan.
Amunisi kecil ini masing-masing mengandung peledak setara dengan sekitar 312g TNT, hampir dua kali lipat granat tangan standar.
Serangan di peternakan Husarivka tampaknya menjadi penggunaan pertama bom tandan oleh pasukan Ukraina sejak serangan Rusia dimulai pada 24 Februari.
Pada tahun 2015, pasukan Ukraina menggunakan bom tandan pada bulan-bulan awal perang mereka melawan separatis yang didukung Rusia di Ukraina Timur.
Ketika dihadapkan dengan prospek bahwa militer Ukraina menembaki desa dan rakyatnya sendiri dengan bom curah, Doroshenko tampak datar.
"Saya tidak tahu," katanya. "Hal utama adalah, setelah roket itu, semua orang keluar hidup-hidup."
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : New York Times/Straits Times