> >

Sengit, Ini Detail Cara Dewan Direksi Twitter Lawan Upaya Pengambilalihan oleh Elon Musk

Kompas dunia | 16 April 2022, 06:14 WIB
Elon Musk, CEO Tesla. Twitter, Jumat (16/4/2022) mengatakan, dewan direksinya dengan suara bulat memutuskan untuk melawan proposal CEO Tesla Elon Musk untuk mengambil alih Twitter dengan menawarkan pembelian saham senilai lebih dari USD43 miliar atau setara Rp617 triliun dan membuatnya menjadi perusahaan pribadi. (Sumber: Patrick Pleul/Pool Photo via AP, File)

Setelah Musk mengumumkan sahamnya, Twitter dengan cepat menawarinya kursi di dewan dengan syarat Musk akan membatasi pembeliannya tidak lebih dari 14,9 persen dari saham perusahaan yang beredar.

Tetapi lima hari kemudian, Twitter mengatakan Musk telah menolak tawaran tersebut.

Ives mengatakan, upaya Twitter itu adalah manuver defensif yang dapat diprediksi tetapi dapat dilihat sebagai "tanda kelemahan" bagi perusahaan di Wall Street.

Musk dapat mencoba melawan tindakan itu di pengadilan, tetapi "tidak ada pengadilan yang membatalkan 'upaya serupa' dalam 30 tahun terakhir," kata profesor hukum Universitas Columbia, John Coffee.

Baca Juga: Usai Jadi Petinggi Twitter, Elon Musk Tanya Apakah Twitter Perlu Punya Tombol Edit?

Twitter uji coba fitur unmentioning yang memungkinkan pengguna menghapus mention. (Sumber: Twitter/@TwitterSafety)

Menggalang pemegang saham agar memecat anggota dewan Twitter mungkin lebih bisa dilakukan, tetapi juga menghadirkan tantangan bagi Musk, kata Coffee.

Tawaran Musk sudah menghadapi perlawanan sebelum Twitter melakukan serangan balasan pada Jumat.

Seorang pangeran Arab Saudi yang merupakan salah satu pemegang saham utama Twitter, mencemooh tawaran Musk dalam cuitan pada Kamis.

Al Waleed bin Talal mengatakan, dia akan menolak tawaran Musk karena dia tidak percaya USD43 miliar "mendekati nilai intrinsik Twitter, mengingat prospek pertumbuhannya."

Sang pangeran menyela cuitan dengan yang lain dari tahun 2015 yang mengungkapkan bahwa Kingdom Company-nya meningkatkan kepemilikan di Twitter menjadi 5,2 persen, atau sekitar setengah dari apa yang dimiliki Musk sekarang.

Sementara penawaran Musk senilai USD54,20 per lembar saham, hampir 40 persen lebih besar dari harga saham Twitter sebelum dia mengungkapkan investasi besarnya.

Penawaran Musk itu masih jauh di bawah harga penutupan puncak USD77,63 per lembar saham yang dicapai kurang dari 14 bulan yang lalu. Saat itu, Twitter bernilai sekitar USD62 miliar.

Baca Juga: Fitur Tombol Edit di Twitter Segera Hadir, Ini Hal yang Harus Diketahui

Musk menanggapi sang pangeran dengan cuitan yang menanyakan berapa banyak saham Twitter yang dia miliki.

Ia kemudian membuat referensi terselubung pada pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi tahun 2018 yang dikaitkan dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman.

“Apa pandangan Kerajaan tentang kebebasan berbicara jurnalistik?” Musk bertanya dalam cuitan pada Kamis.

Sebagai tanda bahwa investor merasa skeptis atas tawaran Musk, saham Twitter jatuh pada hari pertama perdagangan setelah tawaran pengambilalihan diumumkan pada Kamis, persis kebalikan dari reaksi pasar yang menyetujui.

Pasar saham ditutup pada Jumat karena hari besar Jumat Agung. Twitter mengatakan pihaknya berencana untuk mengungkapkan rincian lebih lanjut tentang rencana pemegang sahamnya dalam pengajuan peraturan yang akan datang.

Miliarder yang bermulut lantang lainnya, pemilik Dallas Mavericks dan investor teknologi, Mark Cuban, mengungkapkan teorinya di Twitter.

Ia mengatakan bahwa Musk membuat tawarannya untuk menaikkan harga saham perusahaan sehingga dia dapat menjual sahamnya dan ambil untung.

Menggunakan istilah yang tidak senonoh, Cuban juga mendalilkan Musk menggunakan tawaran itu untuk menyiksa Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), badan pengatur pasar saham yang mendenda Musk sebesar USD20 juta pada 2018 setelah dia mencuit tentang kemungkinan pembelian Tesla yang tidak pernah terwujud.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU