> >

Lavrov Tegaskan Rusia Tidak akan Pernah Tunduk dan Jadi Bawahan AS dan Barat

Krisis rusia ukraina | 11 April 2022, 21:36 WIB
Menlu Rusia Sergei Lavrov, Senin (11/4/2022), di Moskow menyatakan, Rusia tidak akan pernah menjadi bawahan Amerika Serikat dan Barat. Operasi khusus di Ukraina, kata dia, dirancang untuk mengakhiri dominasi penuh AS yang sembrono di dunia. (Sumber: RIA Novosti / Press Service of the Ministry of Foreign Affairs of the Russian Federation)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, Senin (11/4/2022), di Moskow menyatakan, Rusia tidak akan pernah menjadi bawahan Amerika Serikat dan Barat. "Operasi khusus" di Ukraina, kata dia, dirancang untuk mengakhiri dominasi penuh AS yang sembrono di dunia.

Hal itu dikatakan Lavrov di saluran TV Rossiya 24 yang dikutip RIA Novosti, Senin.

"Rusia, tentu saja, dengan sejarahnya, dengan tradisinya, adalah salah satu negara yang tidak akan pernah menempati posisi bawahan. Kami hanya bisa menjadi anggota komunitas internasional, dengan syarat yang sama, dengan keamanan yang tak terpisahkan," kata Lavrov.

"Operasi militer khusus kami dirancang untuk mengakhiri ekspansi sembrono dan upaya sembrono menuju dominasi penuh Amerika Serikat, dan di bawah mereka negara-negara Barat lainnya di arena internasional," sambungnya.

Lavrov menekankan, pelanggaran berat HAM selalu menjadi dasar bertindak Washington terhadap negara lain sementara aturan dan sistemnya yang tidak jelas bagi negara manapun, serta diterapkan oleh Gedung Putih serta Departemen Luar Negeri Amerika Serikat secara selektif dan kasus per kasus.

Seperti yang dicatat Lavrov, dominasi Amerika Serikat dibangun di atas pelanggaran berat hukum internasional.

"Di Kosovo, tanpa referendum, adalah mungkin untuk mengakui kemerdekaan, tetapi di Krimea, sebagai hasil dari referendum, yang diamati oleh ratusan perwakilan objektif negara asing, publik negara asing, itu tidak mungkin," ujarnya.

Baca Juga: Zelensky Tak Akan Bertemu Putin hingga Donbas Dikuasai, Ukraina Siap Perang Besar Lawan Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan serangan terhadap Ukraina 24 Februari lalu. Menlu Rusia Sergei Lavrov hari Senin, (11/4/2022) di Moskow menyatakan Rusia tidak akan pernah menjadi bawahan Amerika Serikat dan Barat. (Sumber: Mikhail Klimentyev, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

Lavrov melanjutkan, "Di Irak, sepuluh ribu kilometer dari Amerika Serikat, mereka membayangkan ancaman terhadap keamanan Amerika Serikat, dan mereka mengebomnya, mereka tidak menemukan ancaman apa pun dan bahkan tidak meminta maaf."

"Dan ketika neo-Nazi dan ultra-radikal tumbuh tepat di perbatasan kita (Rusia), serta lusinan laboratorium biologi dibuat di sepanjang garis Pentagon, melakukan semacam eksperimen yang terutama ditujukan untuk membuat senjata biologis - berdasarkan temuan dokumen yang tidak menyisakan keraguan tentang isinya, maka ancaman ini ada di perbatasan kami, dan bukan di seberang lautan," kata Lavrov seperti dilansir TASS, Senin.

Lavrov mencatat, pada saat yang sama, Amerika Serikat dan sekutunya melakukan perubahan sikap terhadap Rusia.

Kebijakan AS dan Barat itu ditentukan oleh fakta bahwa Ukraina "mulai menjadi batu loncatan untuk menindas habis Rusia," dan upaya untuk menundukkan Rusia ke sistem global yang sedang dibangun oleh Barat.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV/TASS/RIA Novosti


TERBARU