Putin Disebut Mulai Rekrut Tentara Tua yang Pensiun, Gantikan Pasukan Rusia yang Tewas di Ukraina?
Krisis rusia ukraina | 11 April 2022, 12:22 WIBLONDON, KOMPAS.TV - Presiden Rusia, Vladimir Putin disebut kian tertekan dan mulai merekrut tentara tua yang sudah pensiun karena banyaknya tentara Rusia yang tewas di Ukraina.
Laporan Intelijen Inggris yang dikutip dari media The Sun mengungkapkan para tentara itu akan digunakan untuk menggantikan tentara yang tewas dalam penyerangan ke Ukraina.
Strategi yang tidak terkonfirmasikan ke Rusia tersebut dilakukan untuk meningkatkan kekuatan bertempur tentara Rusia yang hilang.
Langkah tersebut digarisbawahi oleh Kementerian Pertahanan Inggris pada laporan pembaruan intelijen yang dikutip oleh media The Sun, Minggu (10/4/2022).
Baca Juga: Peringatan Adik Wali Kota Kiev: Jika Rusia Jatuhkan Ukraina, Seluruh Dunia Terancam Bahaya
“Menanggapi kerugian yang meningkat, angkatan bersenjata Rusia berusaha untuk meningkatkan jumlah pasukan dengan personel yang diberhentikan dari dinas militer sejak 2012,” bunyi laporan intelijen itu dikutipn dari The Sun.
“Upaya untuk menghasilkan lebih banyak kekuatan tempur juga termasuk mencoba merekrut dari wilayah Transnistria Moldova yang tak dikenal,” tambah laporan itu.
Rekrutan baru diyakini bisa berusia lebih dari 60 tahun berdasarkan Undang-Undang Federal yang membatasi usia personel militer Rusia.
Berdasarkan ketentuan, letnan dalam pangkat militer dan prajurit harus berusia di bawah 50 tahun.
Kolonel dan kapten berpangkat 1 di bawah 55 tahun, serta wakil laksamana dan jenderal utama harus berusia di bawah 60 tahun.
Tentara yang pensiun pada 2012 karena usia mereka, berarti pada rekrutemen saat ini usia mereka beberapa tahun di atas 60 tahun.
Baca Juga: Putin Dianggap Blunder Atas Ukraina, Finlandia dan Swedia Kian Dekat Gabung NATO
Cara tersebut sama seperti strategi yang dilakukan oleh pemimpin Nazi, Adolf Hitler.
Hitler sempat menggunakan strategi Volksstrum, yang merupakan pasukan sipil pada bulan-bulan terakhir Perang Dunia II.
Saat itu Nazi menggunakan pria Jerman berusia 16 hingga 60 tahun untuk mengabdi ke kemiliteran.
Peperangan besar sendiri diyakini akan terjadi di Donbas dan Ukraina timur, setelah pasukan Rusia dilaporkan untuk fokus menyerang ke sana setelah mundur dari Kiev.
Penulis : Haryo Jati Editor : Purwanto
Sumber : The Sun