> >

Putin Tunjuk Komandan Perang Baru di Ukraina, Diyakini Membuat Tentara Rusia Lebih Kejam

Krisis rusia ukraina | 10 April 2022, 10:31 WIB
Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Jenderal Alexander Dvornikov. Jenderal Dvornikov ditugaskan memimpin pasukan Rusia di Ukraina setelah sebelumnya bertugas di Suriah. (Sumber: Alexei Nikolsky/Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Rusia, Vladimir Putin telah menunjuk Jenderal Alexander Dvornikov sebagai komandan perang baru Rusia di Ukraina.

Dvornikov merupakan jenderal berpengalaman yang sebelumnya memimpin pasukan Rusia di Suriah.

Kehadiran Dvornikov di Ukraina nanti diyakini bakal membuat tentara Rusia menjadi lebih kejam.

Hal itu diungkapkan oleh Mantan Duta Besar Inggris untuk Rusia, Sir Roderic Lyne.

Baca Juga: Bertemu PM Inggris Boris Johnson, Zelensky Minta Sanksi ke Rusia Diperberat Lagi

“Moskow telah menunjuk jenderal baru dengan rekam jejak yang cukup biadab di Suriah, untuk mencoba setidaknya mendapatkan beberapa wilayah di Donetsk yang dihadirkan Putin sebagai kemenangan,” tuturnya kepada Sky News, Sabtu (9/4/2022).

Pergantian komandan perang ini terjadi setelah Rusia memutuskan mengatur ulang fokus penyerangannya ke bagian timur dan selatan Ukraina.

Putin sebelumnya dilaporkan menargetkan sudah menguasai Donetsk dan timur Ukraina pada 9 Mei mendatang.

Saat itu merupakan libur nasional Rusia, untuk memperingati kemenangan Uni Sovyet dari Nazi di Perang Dunia III.

Dvornikov yang berusia 60 tahun itu merupakan komandan pertama Rusia pada operasi militer di Suriah, setelah Putin mengirim pasukan pada September 2015 untuk mendukung Presiden Suriah, Bashar Al-Assad.

Selama kepemimpinan Dvornikov di Suriah pada September 2015 hingga Juni 2016, pesawat Rusia mendukung rezim Assad dan sekutunya saat menghajar Kota Aleppo, yang menjadi tempat para pemberontak.

Baca Juga: Putin Ganti Komandan Serangan Rusia ke Ukraina, Kini Dipimpin Jenderal yang Bertugas di Suriah

Mereka berulang kali membombardir lingkungan padat penduduk dan menyebabkan korban sipil yang besar.

Kota itu akhirnya jatuh ke tangan pasukan pemerintah Suriah pada Desember 2016.

Strategi yang nyaris sama juga dilakukan Rusia di beberapa bagian Ukraina.

Yakni menyerang gedung berpenduduk di kota besar dan menghancurkan kota Pelabuhan Ukraina, Mariupol.

Penulis : Haryo Jati Editor : Deni-Muliya

Sumber : Sky News


TERBARU