Jepang Larang Impor Vodka dan Investasi di Rusia, serta Usir 8 Diplomat Moskow
Krisis rusia ukraina | 9 April 2022, 00:02 WIBKishida mengatakan, sanksi tambahan itu sejalan dengan kesepakatan oleh negara-negara industri G7.
Baca Juga: Tangguhkan Perundingan Damai dengan Jepang, Rusia Gelar Latihan Militer Besar di Kepulauan Sengketa
Pengurangan impor bahan bakar fosil dari Rusia merupakan pilihan yang sulit bagi Jepang yang miskin sumber daya, yang kebutuhan hidrokarbonnya mencapai sekitar setengah dari total bauran energinya.
Keputusan itu bisa berarti perubahan dalam kebijakan energi Jepang ke arah yang lebih terbarukan dan tenaga nuklir.
Rusia menyumbang sekitar 11 persen dari impor batu bara Jepang dan juga termasuk di antara pengekspor utama gas alam cair dan minyak, menurut data pemerintah.
Kishida mengatakan batu bara Rusia digunakan di seluruh industri, mulai dari perusahaan utilitas seperti listrik hingga produsen semen dan baja.
“Kami harus menilai dampaknya terlebih dahulu, dan akan mengambil langkah-langkah menuju larangan batu bara Rusia setelah mengamankan alternatif,” kata Kishida, menolak untuk menetapkan batas waktu untuk larangan total.
Baca Juga: Buntut Invasi Rusia ke Ukraina, Shinzo Abe Ingin Jepang Jadi Negara Nuklir, Mungkinkah?
Langkah-langkah yang disepakati para pemimpin G-7 termasuk menghapus atau melarang impor batu bara dan minyak Rusia.
Menteri Perdagangan Koichi Hagiuda mengatakan Jepang berencana untuk secara bertahap mengurangi ketergantungan energinya pada Rusia sambil mencari cara untuk mengurangi beban perusahaan Jepang.
Jepang telah memberlakukan beberapa sanksi, termasuk pembekuan aset pejabat tinggi Rusia seperti Presiden Vladimir Putin. Jepang juga membatasi ekspor barang termasuk barang sensitif yang bisa digunakan militer, dan menghapus bank-bank penting Rusia dari sistem informasi perbankan internasional yang dikenal sebagai SWIFT.
Jepang mengambil peran yang lebih besar dalam upaya internasional melawan Rusia karena kekhawatiran tentang dampak invasi di Asia Timur, di mana militer China tumbuh semakin besar.
Jepang menghadapi pembalasan dari Rusia. Moskow baru-baru ini mengumumkan penangguhan pembicaraan perjanjian damai dengan Tokyo yang mencakup negosiasi atas pulau-pulau yang dikuasai Rusia yang direbut Uni Soviet dari Jepang pada akhir Perang Dunia II.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press