WHO: Kasus dan Kematian Covid-19 Terus Menurun Secara Global
Kompas dunia | 8 April 2022, 07:07 WIBJENEWA, KOMPAS.TV — Jumlah kasus virus Corona yang dilaporkan secara global, turun selama dua minggu berturut-turut.
Selain itu menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kematian akibat Covid-19 yang dikonfirmasi juga turun pekan lalu.
Dalam laporan pandemi terbaru, WHO mengatakan terdapat 9 juta kasus yang dilaporkan. Penurunan mingguan terjadi sebanyak 16%, dengan lebih dari 26.000 kematian baru akibat Covid-19.
Badan Kesehatan Dunia itu juga mengatakan infeksi virus Corona yang dikonfirmasi turun di semua wilayah di dunia.
Baca Juga: WHO Dirikan Lembaga yang akan Bantu Integrasi Pengobatan Tradisional ke Sistem Kesehatan Dunia
Namun, ia memperingatkan bahwa jumlah yang dilaporkan membawa ketidakpastian yang cukup besar, karena banyak negara telah menghentikan pengujian luas untuk virus Corona. Hal ini berarti kemungkinan banyak kasus yang tidak terdeteksi.
WHO mengatakan pihaknya juga melacak varian Omicron yang merupakan rekombinasi dari dua versi: BA.1 dan BA.2, yang pertama kali terdeteksi di Inggris pada Januari lalu.
WHO mengatakan perkiraan awal menunjukkan Omicron rekombinasi bisa menjadi sekitar 10% lebih menular daripada mutasi sebelumnya, tetapi bukti lebih lanjut masih diperlukan.
Seperti dikutip dari The Associated Press, WHO terus memperingatkan negara-negara untuk terus melakukan protokol kesehatan.
Mereka memperkirakan, varian di masa depan dapat menyebar dengan mudah jika sistem pengawasan dan pengujian ditangguhkan.
Baca Juga: Peringatan WHO: Perang di Ukraina akan Membuat Wabah Covid-19 Memburuk
Namun demikian, pada pekan lalu Inggris mengatakan Covid-19 telah mencapai tingkat rekor di seluruh negeri, dengan statistik pemerintah memperkirakan bahwa sekitar 1 dari 13 orang terinfeksi.
Angka-angka itu muncul pada hari yang sama ketika pemerintah Inggris meninggalkan program pengujian gratisnya.
Sementara itu, pihak berwenang China melakukan lebih banyak pengujian massal minggu ini di seluruh Shanghai, yang melakukan lockdown setelah terjadi lonjakan infeksi.
Kota ini telah mencatat lebih dari 90.000 kasus, tetapi tidak ada kematian selama pandemi.
Terlepas dari meningkatnya frustrasi dan kekhawatiran publik tentang dampak ekonomi, China mengatakan pihaknya tetap berpegang pada pendekatan garis keras “tanpa toleransi” yang mewajibkan lockdown, pengujian massal dan isolasi wajib dari semua kasus yang dicurigai dan kontak dekat.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Gading-Persada
Sumber : Associated Press