Angka Kriminalitas di Jerman Menurun, tetapi Kasus Pornografi Anak Naik Dua Kali Lipat
Kompas dunia | 6 April 2022, 22:58 WIBBERLIN, KOMPAS.TV - Pihak otoritas Jerman melaporkan bahwa angka kriminalitas di negara itu terus menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Namun di sisi lain, naiknya angka kasus pornografi anak hingga dua kali lipat mengkhawatirkan berbagai pihak.
Pada 2021, distribusi pornografi anak di Jerman naik 108,8% atau lebih dari dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya.
Hal tersebut disampaikan Menteri Dalam Negeri Jerman, Nancy Faeser dalam konferensi pers statistik kriminalitas tahunan, Selasa (5/4/2022).
Selain kasus pornografi anak, laporan kejahatan siber turut meningkat dibanding periode sebelumnya.
“Perkembangan mengerikan kasus kekerasan seksual terhadap anak adalah mandat jelas bagi saya untuk bertindak dengan semua konsekuensi yang ada,” kata Faeser dikutip Associated Press.
Baca Juga: Korban Kasus Trafficking dan Pornografi Anak Melawan! 34 Perempuan Tuntut Situs Dewasa
“Melawan pelecehan seksual terhadap anak dan menghentikan penyebaran video dan foto pelecehan bengis melalui internet adalah prioritas utama,” lanjutnya.
Faeser menambahkan, pemerintah tengah bekerja meningkatkan analisis data, termasuk melalui penggunaan kecerdasan buatan untuk menjegal pornografi anak dan distribusinya.
Salah satu alasan naiknya kasus distribusi pornografi anak di Jerman adalah kerja sama dengan National Center for Missing & Exploited Children Amerika Serikat (AS) yang menginformasikan otoritas di Berlin mengenai kasus pornografi anak.
Di lain sisi, angka kejahatan siber dilaporkan meningkat 12,1% dibanding periode sebelumnya.
Peningkatan ini sesuai dengan tren beberapa tahun terakhir.
“Angka kasus kejahatan siber kira-kira naik dua kali lipat sejak 2015. Untuk menjaga ketertiban, kita perlu mempercepat transformasi digital dalam kebijakan,” kata Kepala Kantor Polisi Pidana Federal Jerman, Holger Muench.
Baca Juga: Seorang Pria di Jerman Disuntik 90 Kali demi Menjual Kartu Vaksin
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Deni-Muliya
Sumber : Associated Press