Rusia Ternyata Sudah Bayar Utang Dolar dalam Rubel, Gagalkan Upaya AS Bikin Rusia Default
Krisis rusia ukraina | 6 April 2022, 20:15 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Rusia pada Rabu (6/4/2022) menyatakan sudah melakukan pembayaran utang luar negeri obligasi berdenominasi dolar dalam mata uang rubel.
Ini merupakan pukulan baru bagi upaya Amerika Serikat (AS) dan Barat yang sengaja berupaya membuat Rusia gagal bayar utang atau default, di tengah sanksi Barat atas konflik di Ukraina.
Straits Times melaporkan, Kementerian Keuangan Rusia mengatakan terpaksa membayar 649,2 juta dolar AS kepada pemegang utang luar negeri dalam rubel. Hal ini dilakukan setelah bank koresponden menolak untuk melaksanakan instruksi pembayaran.
"Sebuah bank koresponden asing menolak untuk mengeksekusi instruksi pembayaran utang dua obligasi pada 4 April," kata Kementerian Keuangan Rusia.
Untuk memenuhi kewajiban utang negara Federasi Rusia, Kementerian Keuangan 'dipaksa untuk menarik lembaga keuangan Rusia untuk melakukan pembayaran yang diperlukan'.
Kementerian Keuangan belum merinci apakah pembayaran rubel sudah diterima. Banyak analis mengatakan, Rusia menuju ke default, tetapi Kremlin menolak pernyataan itu pada Rabu.
"Rusia memiliki semua sumber daya yang diperlukan untuk membayar utangnya," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.
Baca Juga: S&P Pangkas Peringkat Utang Rusia Jadi Masuk ke Golongan Sampah
Sebelumnya, Departemen Keuangan AS pada Rabu (6/4) mencegah pemerintah Rusia melakukan pembayaran utang di bank-bank AS dengan dolar AS. Tujuannya, membatasi salah satu strategi yang digunakan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mencegah default.
Baca Juga: Departemen Keuangan AS Larang Rusia Bayar Utang dalam Dolar AS, Ini Tujuannya
Rusia menghadapi beberapa tenggat waktu April untuk melakukan pembayaran utang. Kremlin sekarang harus memilih antara menguras sisa cadangan dolarnya yang berharga, menggunakan pendapatan baru yang masuk, atau default.
Keputusan Departemen Keuangan AS itu muncul setelah badan tersebut sebelumnya mengatakan sanksi terhadap Rusia ternyata masih mengizinkan Rusia untuk terus melakukan pembayaran utang.
Utang tersebut antara lain berasal dari investor asing dan berasal dari investasi pemerintah yang diduga memacu pertumbuhan ekonomi di Rusia.
AS, Uni Eropa, dan Inggris membatasi kemampuan bank sentral Rusia untuk menarik lebih dari 600 miliar dolar cadangan mata uang asing milik Rusia dan membekukan cadangan emas Rusia di luar negeri.
Itu membuat bank sentral Rusia hanya memiliki sedikit alat untuk menopang nilai rubel dan mencegahnya runtuh.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Straits Times