> >

Pemimpin Hong Kong Carrie Lam Tak Berminat Perpanjang Jabatan 2 Periode, Mau Fokus Keluarga

Kompas dunia | 4 April 2022, 15:09 WIB
Pemimpin Hong Kong Carrie Lam menerima dosis kedua vaksin Covid-19 buatan Sinovac di kantor Pemerintah Pusat di Hong Kong, Senin (22/3/2021). (Sumber: Associated Press)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemimpin Hong Kong Carrie Lam, mengaku tidak akan memperpanjang masa jabatannya, setelah lima tahun periode pertamanya yang penuh gejolak politik dan Covid-19.

Pernyataannya untuk tidak memperpanjang jabatan tersebut disampaikan Lam pada Senin (4/4/2022), atau sehari setelah perndaftaran pencalonan dibuka.

Masa jabatan Lam akan berakhir pada 30 Juni mendatang.

Dalam konferensi pers, Lam menyebut  keputusan itu adalah keinginan dan aspirasi pribadinya, dan sepenuhnya didorong oleh pertimbangan keluarga kata Lam dalam konferensi pers.

Menurutnya, dirinya telah memberi tahukan hal itu pada Beijing pada Maret tahun lalu, dalam pertemuan parlemen tahunan China.

Baca Juga: Gelombang Omicron Melanda Hong Kong, Pemerintah Sebar Stimulus Rp310 T

"Ini juga berarti saya menyelesaikan 42 tahun pelayanan publik saya," katanya, seperti dilansir CNN, seraya menambahkan bahwa dia belum memutuskan rencana masa depan.

Lam mulai menjabat pada tahun 2017, berjanji untuk “memperbaiki" masyarakat yang terpecah.

Namun, dua tahun kemudian, dia menjadi fokus kemarahan dan ketidakpuasan yang meluas, ketika jutaan orang turun ke jalan untuk memprotes RUU ekstradisi yang kontroversial dengan China.

Protes-protes itu segera muncul untuk mewakili ketakutan yang lebih besar di antara masyarakat tentang pengaruh dan kontrol China yang semakin besar atas kota semi-otonom itu.

Meskipun akhirnya Lam menarik RUU tersebut, hal itu dianggap sudah terlambat untuk membendung kemarahan publik, yang dipicu oleh tuduhan kekuatan berlebihan oleh polisi dan seruan untuk meningkatkan demokrasi.

Munculnya Covid-19 pada awal 2020, diikuti dengan pengenalan undang-undang keamanan nasional pada tahun yang sama, mengakhiri gerakan protes.

Baca Juga: Cerita Pekerja Migran Indonesia Kena Covid di Hong Kong: Diintimidasi Majikan dan Ditelantarkan

Pernyataan Lam untuk tidak memperpanjang masa jabatan, membuka peluang untuk mantan perwira polisi dan Sekretaris Kepala John Lee, dan Sekretaris Keuangan Paul Chan, sebagai calon pesaing.

Mengutip The Guardians, Lee, 64 tahun, merupakan seorang pejabat keamanan saat terjadi protes pro-demokrasi 2019 yang berkepanjangan dan sering disertai kekerasan.

Ia dipromosikan pada tahun 2021, yang menurut beberapa analis mengisyaratkan prioritas Beijing pada masalah keamanan daripada keuangan atau ekonomi.

Lee belum menanggapi permintaan komentar.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Iman-Firdaus

Sumber : CNN


TERBARU