PM Inggris Mengamuk Rusia Bunuh Warga Sipil Ukraina, Berjanji Buat Putin Kelaparan
Krisis rusia ukraina | 4 April 2022, 07:52 WIBLONDON, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson mengamuk atas pembunuhan warga sipil Ukraina yang diduga dilakukan oleh Rusia.
Sejumlah jasad warga sipil Ukraina ditemukan di Kota Bucha, dekat wilayah Kiev, setelah tentara Rusia mundur dari area tersebut.
Menurut otoritas Ukraina, di antara jasad tersebut adalah anak-anak, perempuan yang diperkosa dan dibakar, serta pria yang disiksa dan kemudian dieksekusi dengan ditembak.
Selain itu, juga ditemukan kuburan massal di sekitar wilayah tersebut.
Baca Juga: Rusia Bantah Membantai Warga Sipil Ukraina: Itu Adalah Provokasi Kiev
Hal itu membuat Johnson berjanji akan memberikan sanksi lebih keras kepada Rusia, hingga membuat Presiden Rusia Vladimir Putin kelaparan.
“Saya akan melakukan segalanya dengan kekuatan saya untuk membuat si Mesin Perang (Vladimir) Putin kelaparan,” bunyi pernyataan Johnson, Minggu (3/4/2022), dikutip dari Radio Free Europe.
Selain bakal memberikan sanksi lebih besar ke Rusia, Johnson menegaskan akan menambah bantuan militer kepada Ukraina.
“Kami meningkatkan sanksi (ke Rusia) dan dukungan militer kami (ke Ukraina), serta memperkuat paket dukungan kemanusiaan kami untuk membantu mereka yang membutuhkan di lapangan,” katanya.
Baca Juga: Rusia Dapat Badai Kutukan dari Eropa atas Temuan Mayat Warga Sipil yang Tampak Dieksekusi di Ukraina
Johnson, yang memilih jalur bertentangan dengan Moskow sejak serangan Rusia ke Ukraina, menegaskan pembunuhan tersebut menjadi bukti Rusia telah melakukan kejahatan perang di Ukraina.
“Serangan memalukan Rusia terhadap warga sipil di Irpin dan Bucha, akan menjadi bukti bahwa Putin dan tentaranya melakukan kejahatan perang di Ukraina,” ujarnya.
Rusia sendiri membantah telah melakukan pembunuhan terhadap warga sipil Ukraina di Bucha.
Mereka menyebut tuduhan tersebut sebagai provokasi lainnya yang dilakukan oleh Ukraina.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Radio Free Europe