> >

Zelensky Kutuk Pembunuhan Warga Sipil Ukraina oleh Rusia: Ini Genosida dan Siksaan untuk Bangsa

Krisis rusia ukraina | 4 April 2022, 07:04 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mengutuk pembunuhan warga sipil Ukraina yang dilakukan tentara Rusia. Menyebutnya sebagai genosida dan siksaan bagi seluruh bangsa Ukraina. (Sumber: Ukrainian Presidential Press Office via AP)

KIEV, KOMPAS.TV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengutuk pembunuhan warga sipil Ukraina oleh tentara Rusia di Kota Bucha, dekat Ibu Kota Kiev.

Zelensky menegaskan apa yang dilakukan oleh Rusia itu merupakan genosida, dan siksaan untuk bangsa Ukraina.

Jasad warga sipil Ukraina ditemukan setelah tentara Rusia mundur dari Kiev.

Dilaporkan oleh otoritas Ukraina, jasad tersebut terdiri dari anak-anak, perempuan yang diperkosa dan dibakar, serta pria yang disiksa dan kemudian dieksekusi.

Baca Juga: Ukraina Umumkan Sudah Pindahkan 410 Jasad Warga Sipil dari Sekitar Ibu Kota Kiev

Selain itu juga ditemukan sebuah kuburan massal yang berisi 300 jasad.

“Jelas ini genosida. Pemusnahan seluruh bangsa, dan seluruh rakyatnya,” ujar Zelensky saat diwawancarai CBS News dikutip dari New York Post.

“Kami rakyat Ukraina. Kami memiliki lebih dari seratus kebangsaan. Ini tentang penghancuran dan pemusnahan semua bangsa ini,” katanya.

Zelensky menambahkan mereka dihancurkan dan dimusnahkan karena tidak ingin ditundukkan oleh kebijakan Rusia.

“Ini terjadi pada abad ke-21. Jadi ini adalah siksaan terhadap seluruh bangsa,” tutur mantan komedian tersebut.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken mengaku tak bisa mengatakan kekejaman yang terjadi di Bucha dan tempat lainnya di Ukraina sebagai gensida.

Namun, ia memperingatkan agar kengerian semacam itu tidak dinormalisasi.

Baca Juga: Rusia Bantah Membantai Warga Sipil Ukraina: Itu Adalah Provokasi Kiev

“Anda tak bisa melihat gambar-gambar ini sebagai pukulan langsung ke perut,” ujarnya.

Ia mengungkapkan Pemerintah AS percata bahkan sebelum Rusia melakukan serangan ke Ukraina pada 24 Februari lalu, tentaranya telah melakukan kekejaman, termasuk kejahatan perang.

Blinken pun menegaskan saat ini pihaknya tengah bekerja untuk mengumpulkan dokumen bukti-bukti.

“Tetapi saya pikir, yang paling penting kami tak boleh mati rasa. Kami tak dapat menormalkan ini,” katanya.

Rusia sendiri membantah tuduhan membantai warga sipil Ukraina saat akan mundur dari wilayah Kiev.

Kementerian Luar Negeri Rusia pada Minggu (3/4/2022), membantah melakukan pembantaian menegaskan bahwa tuduhan itu adalah tindakan provokasi lainnya dari Kiev.

“Semua foto dan video yang dipublikasikan rezim Kiev,yang  diduga dijadikan saksi untuk beberapa kejahatan yang dilakukan prajurit Rusia di Bucha, wilayah Kiev, hanyalah provokasi lainnya,” bunyi pernyataan Kementerian Rusia dikutip dari CGTN.

“Kami ingin menegaskan bahwa pasukan Rusia telah mundur sepenuhnya dari Bucha pada awal 30 Maret, sehari setelah Rusia-Ukraina bertemu pada perundingan di Turki,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : New York Post


TERBARU