Ukraina: Tentara Rusia Tinggalkan Chernobyl setelah Terpapar Radiasi
Krisis rusia ukraina | 1 April 2022, 05:21 WIBKIEV, KOMPAS.TV - Pasukan Rusia mulai meninggalkan pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl setelah terpapar radiasi dari penggalian parit di lokasi yang sangat terkontaminasi. Hal ini diungkapkan oleh perusahaan listrik negara Ukraina, Energoatom, Kamis (31/2/2022) saat pertempuran masih berkecamuk di pinggiran Kiev.
Energoatom tidak memberikan rincian tentang kondisi pasukan atau berapa banyak tantara yang terkena radiasi.
Tetapi mereka menyatakan, Rusia telah menggali di dalam zona eksklusi di dalam hutan, sekitar pabrik yang sekarang ditutup. Di tempat ini pernah terjadi bencana nuklir terburuk di dunia pada tahun 1986.
“Pasukan panik karena menemukan tanda-tanda awal penyakit, yang muncul dengan sangat cepat dan mulai bersiap untuk pergi,” kata Energoatom seperti dikutip dari The Associated Press.
Baca Juga: Prancis, Jerman, Austria dan Inggris Tolak Kebijakan Putin untuk Bayar Gas Alam Rusia dengan Rubel
Hingga kini belum ada komentar dari Kremlin. Sedangkan Badan Energi Atom Internasional, IAEA, mengatakan belum dapat mengkonfirmasi laporan tentang pasukan Rusia yang terkena paparan radiasi dosis tinggi. Mereka menyatakan tengah mencari informasi lebih lanjut.
Pasukan Rusia merebut situs Chernobyl pada tahap pembukaan invasi 24 Februari lalu, menimbulkan kekhawatiran bahwa mereka akan menyebabkan kerusakan atau gangguan yang dapat menyebarkan radiasi.
Tenaga kerja di lokasi mengawasi penyimpanan yang aman dari batang bahan bakar bekas dan reruntuhan reaktor yang meledak.
Edwin Lyman, seorang ahli nuklir dari Union of Concerned Scientists yang berbasis di Amerika Serikat (AS), mengatakan sepertinya tidak mungkin jika sejumlah besar tentara akan menderita penyakit radiasi parah. Namun hal ini harus diketahui lebih lanjut.
Dia mengatakan bahan yang terkontaminasi mungkin terkubur atau ditutupi dengan tanah lapisan atas baru selama pembersihan Chernobyl, dan beberapa tentara mungkin telah terkena 'titik panas' radiasi saat menggali.
Penarikan tantara di Chernobyl terjadi di tengah indikasi bahwa Kremlin menggunakan pembicaraan tentang de-eskalasi sebagai kedok sambil mengelompokkan kembali dan memasok kembali pasukannya. Pasukan ini diperkirakan akan dikerahkan untuk meningkatkan serangan di Ukraina timur.
Baca Juga: Presiden Ukraina Pidato di Depan Parlemen Australia, Minta Kendaraan Lapis Baja
Di sisi lain, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan, Ukraina melihat telah terjadi penumpukan pasukan Rusia untuk serangan baru di Donbas.
Sementara itu, konvoi bus menuju Mariupol dalam upaya untuk mengevakuasi warga dari kota yang terkepung itu.
Rusia kini telah menyetujui gencatan senjata terbatas di Mariupol, yang memungkinkan dilakukannya evakuasi warga. Putaran baru dialog yang bertujuan untuk menghentikan pertempuran dijadwalkan pada hari ini Jumat (1/4).
Palang Merah mengatakan timnya telah menuju Mariupol dengan pasokan medis dan bantuan lainnya dan berharap untuk dapat membawa warga sipil keluar dari kota yang terkepung itu.
Puluhan ribu warga telah berhasil keluar dari Mariupol dalam beberapa minggu terakhir melalui koridor kemanusiaan. Kini populasi di Mariupol telah berkurang dari 430.000 sebelum perang menjadi sekitar 100.000 pada minggu lalu.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Gading-Persada
Sumber : Associated Press