NATO Bereaksi dengan Ancaman Rusia Gunakan Senjata Nuklir di Ukraina, Ini yang Akan Dilakukan
Krisis rusia ukraina | 24 Maret 2022, 11:54 WIBBRUSSELS, KOMPAS.TV - Pemimpin NATO langsung bereaksi dengan ancaman Rusia gunakan senjata nuklir dalam penyerangan ke Ukraina.
Mereka akan menyetujui untuk menempatkan lebih banyak pasukan di Eropa Timut untuk mencegah Rusia menyerang anggota aliansi mereka.
Selain itu, NATO juga akan mengirim peralatan ke Ukraina untuk bertahan melawan serangan kimia natau biologis termasuk nuklir.
Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, pada pertemuan NATO di Brussels, Rabu (23/3/2022).
Baca Juga: Balas Dendam, Usai 12 Diplomat Rusia di PBB Ditendang, Giliran Putin Usir Diplomat AS
Stoltenberg mengungkapkan pemimpin NATO telah setuju untuk memberikan lebih banyak bantuan ke Ukraina.
“Penggunaan senjata kimia akan benar-benar mengubah sifat konflik, dan itu akan menjadi pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan memiliki konsekuensi yang luas,” tuturnya dilansir dari Al-Jazeera.
“Saya berharap para pemimpin akan setuju untuk memperkuat postur NATO di semua domain, dengan peningkatan besar di bagian timur aliansi di darat, di udara dan di laut,” kata Stoltenberg.
Namun, ia menolak mengatakan apakan serangan seperti itu akan menjadi garis merah yang mungkin menyeret NATO ke dalam perang.
Ukraina dan NATO meyakini Rusia akan meluncurkan serangan kimia seperti yang mereka lakukan di Suriah, melalui sekutunya, Pemerintahan Basar Al-Assad.
Rusia sendiri dikabarkan menyiagakan senjata nuklir untuk cegah intervensi Nato dan negara-negara Barat di Ukraina.
Kepala Badan Antariksa Rusia Roscosmos, Dmitry Rogozin mengungkapkan persenjataan nuklir Rusia akan menghalangi Barat ikut campur dalam penyerangan di Ukraina.
Baca Juga: Pasukan Ukraina Serang Balik Tentara Rusia, Rebut Kembali Wilayah di Sekitar Kiev
Presiden Rusia Vladimir Putin juga dilaporkan telah menyiagakan senjata nuklir jika Barat terus ikut campur dalam penyerangan mereka ke Ukraina.
NATO sendiri memilih untuk tak melakukan konfrontasi secara langsung dengan Rusia demi mengurangi kemungkinan perang nuklir.
Hal itu juga yang diyakini menyebabkan Amerika Serikat (AS) dan NATO, tak meluluskan permintaan Presiden Ukraina untuk memberlakukan zona larangan perang di atas langit Ukraina.
Apalagi, Putin menegaskan pemberlakukan itu berarti konfrontasi langsung dengan Rusia.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Al-Jazeera