Heboh Soal Rudal Kinzhal Rusia, Ini Perbedaan Rudal Hipersonik dan Kendaraan Luncur Hipersonik!
Kompas dunia | 22 Maret 2022, 18:27 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Rusia menggunakan rudal hipersonik dalam invasinya ke Ukraina, kata Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Senin (21/3/2022), seperti dilansir CNN, Selasa (22/3/2022).
"Dan jika Anda perhatikan, (Rusia) baru saja meluncurkan rudal hipersonik, karena itu satu-satunya hal yang dapat mereka gunakan dengan kepastian mutlak," kata Biden.
"Itu adalah senjata konsekuensial ... hampir tidak mungkin untuk menghentikannya. Tentu saja ada alasan mengapa mereka menggunakannya."
Tetapi intelijen Inggris dan bahkan menteri pertahanan Biden sendiri meremehkan penggunaan rudal Kinzhal yang diluncurkan dari udara oleh Rusia.
"Saya tidak akan melihatnya sebagai pengubah permainan," kata Menhan AS Lloyd Austin seperti dilaporkan CNN.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan, rudal Kinzhal sebenarnya hanyalah versi luncur udara dari rudal balistik jarak pendek Iskander (SRBM), yang berulang kali digunakan Rusia dalam invasinya ke Ukraina.
Apa yang menghebohkan dari rudal hipersonik? Simak penjelasan berikut, seperti dilaporkan CNN, Selasa.
Pertama, penting untuk memahami terminologinya. Pada dasarnya, semua rudal adalah hipersonik, yang berarti mereka bergerak setidaknya lima kali kecepatan suara.
Hampir semua hulu ledak yang dilepaskan dari peluru kendali, di atmosfer akan mencapai kecepatan hipersonik saat menuju sasarannya. Ini bukan teknologi baru.
Apa yang dikerjakan kekuatan militer dunia sekarang, yaitu Rusia, China, AS, dan Korea Utara adalah kendaraan luncur hipersonik atau Hypersonic Glide Vehicle (HGV).
Baca Juga: Tak Mau Kalah dari Rusia dan China, Amerika Serikat Genjot Pengembangan Rudal Hipersonik
HGV adalah wahana yang sangat mampu bermanuver, secara teoritis dapat terbang dengan kecepatan hipersonik sambil menyesuaikan arah dan ketinggian untuk terbang di bawah deteksi radar dan di sekitar pertahanan rudal lawan.
HGV adalah senjata yang hampir mustahil untuk dihentikan. Rusia diperkirakan memiliki HGV di gudang senjatanya, yaitu sistem Avangard, yang oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada tahun 2018 disebut "praktis kebal" terhadap pertahanan udara Barat.
HGV Rusia, yang dikenal sebagai Avangard, dapat dibawa sebagai muatan MIRV oleh ICBM berat UR-100UTTKh atau SS-19 Stiletto, R-36M2, dan RS-28 Sarmat. HGV Avangard dapat membawa hulu ledak nuklir maupun konvensional.
Normalnya rudal SS-19 Stiletto dapat membawa enam hulu ledak nuklir pada lintasan balistik, namun hanya dapat mengangkut satu HGV Avangard sekali luncur
Sementara peluru kendali Kh-47M2 Kinzhal, adalah rudal udara-ke-permukaan aero-balistik hipersonik berkemampuan nuklir Rusia. Ia memiliki jangkauan yang diklaim mencapai lebih dari 2.000 km, kecepatan Mach 10, dan kemampuan untuk melakukan manuver mengelak di setiap tahap penerbangannya.
Kinzhal dapat membawa hulu ledak konvensional dan nuklir dan dapat diluncurkan dari pembom Tu-22M3 atau jet tempur MiG-31K.
Baca Juga: Rusia Kirim Jet Pengebom Nuklir Jarak Jauh dan Rudal Hipersonik Khinzal ke Suriah, Ada Apa?
Kinzhal mulai beroperasi Desember 2017 dan merupakan salah satu dari enam senjata strategis Rusia baru yang diluncurkan oleh Putin pada 1 Maret 2018.
Jadi, rudal Kinzhal adalah varian dari SRBM Iskander, bukan HGV.
Meskipun memiliki kemampuan manuver yang terbatas seperti Iskander, keuntungan utamanya adalah dapat diluncurkan dari jet tempur MiG-31, memberikan jangkauan yang lebih jauh dan kemampuan untuk menyerang dari berbagai arah, menurut sebuah laporan tahun lalu dari Pusat Kajian Strategis dan Internasional.
“MiG-31K dapat menyerang dari arah yang tidak terduga, sekaligus dapat menghindari upaya pencegatan. Rudal Kinzhal versi udara ke darat dapat bertahan daripada sistem Iskander yang bergerak di jalan raya,” kata laporan itu.
Laporan yang sama juga mencatat, rudal Iskander yang diluncurkan dari darat terbukti rentan terhadap sistem pertahanan rudal selama perang Nagorno-Karabakh 2020, di mana pasukan Azerbaijan mencegat Iskander Armenia.
“Ini menunjukkan bahwa klaim kekebalan Kinzhal terhadap sistem pertahanan rudal mungkin juga agak dilebih-lebihkan,” kata laporan itu.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV/CNN