> >

Ingin Kurangi Ketergantungan Energi Rusia, Jerman Jalin Kemitraan dengan Qatar

Krisis rusia ukraina | 21 Maret 2022, 23:02 WIB
Jalur pipa gas Rusia, Nordstream 2, yang membentang dari Rusia ke Jerman, melewati banyak negara Eropa. (Sumber: PJSC Gazprom)

DOHA, KOMPAS.TV - Jerman dilaporkan tengah mendekati Qatar untuk mendapatkan kesepakatan energi jangka panjang sebagai upaya mengurangi ketergantungan sumber energi dari Rusia.

Seperti dilaporkan Middle East Eye, Jerman mengatakan, kemitraan telah disepakati.

Namun, Qatar tidak menyebut bahwa kesepakatan antara keduanya telah tercapai.

Rusia merupakan penyedia gas terbesar bagi Jerman.

Menteri Perekonomian Jerman, Robert Habeck telah membuat sejumlah inisiatif untuk mengurangi ketergantungan negaranya terhadap energi Rusia menyusul invasi ke Ukraina.

Minggu (20/3/2022), emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani, menerima Habeck.

Menurut keterangan pemerintah Qatar, kedua pejabat tersebut membahas upaya-upaya peningkatan hubungan bilateral terutama di sektor energi.

Menurut pernyataan QatarEnergy, perusahaan migas milik negara, pemerintah Qatar mengatakan, perusahaan-perusahaan kedua negara “akan berhubungan kembali dan memajukan diskusi-diskusi tentang suplai gas alam cair jangka panjang.”

Rantai pasokan gas alam cair meliputi produksi gas alam, likuefaksi, transportasi, dan regasifikasi.

Adapun seorang juru bicara di Kementerian Perekonomian Jerman di Berlin mengonfirmasi bahwa sebuah kesepakatan telah difinalisasi.

“Perusahaan-perusahaan yang datang ke Qatar dengan (Habeck) akan masuk dalam negosiasi kontrak dengan pihak Qatar,” ungkap juru bicara tersebut seperti dilaporkan Middle East Eye.

Dalam sebuah pernyataan, Qatar mengatakan telah mencoba menjadi penyuplai bagi Jerman selama bertahun-tahun, namun pembicaraan-pembicaraan yang dilakukan tidak pernah berujung pada kesepakatan konkret.

Baru-baru ini, Jerman mengumumkan rencana pembangunan dua terminal gas alam cair.

Dengan ketiadaan terminal seperti saat ini, Jerman tidak dapat menerima pengiriman gas alam cair secara langsung dari Qatar.

Impor Energi Uni Eropa dari Rusia

Sementara itu, menurut data yang dihimpun Anadolu Agency pada Senin (21/3/2022), impor gas alam, minyak, dan batu bara Uni Eropa dari Rusia sejak invasi ke Ukraina dimulai, mencapai nilai sekitar 17 miliar euro.

Data itu diambil dari data yang dipublikasikan Europe Beyond Coal dan analisis Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA).

Biaya impor gas alam dan gas alam cair melalui Ukraina mencapai 10,6 miliar euro sejak Rusia melancarkan invasi pada 24 Februari lalu.

Data dari perusahaan gas Rusia, Gazprom, menunjukkan aliran gas ke Uni Eropa lewat Ukraina sebesar 62 juta meter kubik pada 23 Februari.

Kemudian meningkat menjadi 110 juta meter kubik pada 25 Februari dan 109 juta meter kubik pada 26 Februari.

Meski Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa menjatuhkan sanksi ekonomi berat kepada Rusia, Uni Eropa sejauh ini mengecualikan sektor energi dari sanksi tersebut.

Hal itu disebabkan oleh ketergantungan mereka terhadap impor energi dari Rusia.

Strategi energi baru Uni Eropa, REPowerEU, menargetkan untuk mengurangi impor gas dari Rusia hingga hampir dua pertiga pada akhir 2022, dan terbebas sepenuhnya dari seluruh bahan bakar fosil Rusia pada 2030.

Penulis : Edy A. Putra Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU