Utusan Khusus ASEAN Pergi ke Myanmar dan Temui Kepala Junta Militer
Kompas dunia | 21 Maret 2022, 21:12 WIBMyanmar mengalami kekacauan setelah kudeta 13 bulan lalu, yang memicu protes dan pemogokan nasional serta konflik di pedesaan antara pasukan dan kelompok bersenjata yang bersekutu dengan pemerintahan Suu Kyi.
Pada Senin, sebuah kelompok yang disebut Badan Koordinasi Pemogokan Umum, dalam sebuah pernyataan yang dikatakan mewakili 36 masyarakat sipil dan organisasi non-pemerintah, mengatakan rekomendasi oleh para menteri luar negeri ASEAN pada pertemuan bulan lalu diabaikan oleh Prak Sokhonn yang katanya mendukung junta.
Baca Juga: Myanmar Buka Perbatasan untuk Pelancong Internasional Mulai Bulan Depan
"Jelas kunjungan utusan khusus ASEAN ke Myanmar tidak menunjukkan rasa hormat atas suara dan tuntutan rakyat Myanmar," kata kelompok tersebut.
Di Kalay, di barat laut Myanmar, pengunjuk rasa menentang pasukan keamanan dengan menggelar demonstrasi kecil, mengangkat tanda-tanda yang mengatakan utusan khusus ASEAN itu tidak diterima, foto-foto di media sosial menunjukkan peristiwa tersebut.
Dalam sebuah laporan pekan lalu, PBB mengatakan, sejak kudeta, penargetan sistematis tentara terhadap warga sipil sama dengan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Junta Myanmar belum memberikan tanggapan atas laporan tersebut.
Pada Senin, Amerika Serikat akan secara resmi mengumumkan, kekerasan tentara terhadap minoritas Rohingya sejak tahun 2017 adalah genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV/Straits Times