> >

Ribuan Warga Mariupol Ukraina Dipindah Paksa ke Rusia, Disebut Sama dengan Nazi di Perang Dunia II

Krisis rusia ukraina | 20 Maret 2022, 13:23 WIB
Tank Rusia berseliweran di Mariupol, Ukraina, Jumat (11/3/2022). Warga Mariupol dilaporkan dipindah paksa ke Rusia oleh pasukan Rusia. (Sumber: AP Photo/Evgeniy Maloletka, File)

MARIUPOL, KOMPAS.TV - Wali Kota Mariupol, Vadym Boychenko mengungkapkan pasukan Rusia memindahkan warga Mariupol secara paksa ke sebuah daerah di Rusia.

Ia pun menyamakan aksi yang dilakukan pasukan Rusia itu seperti ketika Nazi menangkap dan mendeportasi warga sipil saat Perang Dunia II.

Selama sepekan terakhir, Dewan Kota mengungkapkan ribuan warga Ukraina secara ilegal dipindahkan dari Distrik Livoberezhny dan dari penampungan di dalam gedung olahraga.

Di tempat itu dilaporkan lebih dari 1.000 orang bersembunyi dari pengeboman yang terjadi secara berkelanjutan di Mariuopol.

Baca Juga: Kim Jong-Un Disebut Tolak Permintaan Putin untuk Bantuan Militer di Ukraina, Jawabannya Mengejutkan

Dilansir dari Sky Sports, Boychenko mengatakan militer Ukraina memilih mundur dari area tempat pertempuran berlangsung, demi menghindarkan warga sipil dari bahaya.

“Diketahui warga Mariupol yang ditangkap dibawa ke kamp penyaringan.. Di sana pasukan Rusia memeriksa ponsel dan juga dokumen warga,” tuturnya.

Boychenko pun mengatakan setelah inspeksi, sejumlah warga Mariupol ditempatkan di sebuah kota terpencil di Rusia, sedangkan nasib yang lainnya tak diketahui.

“Apa yang dilakukan para penjajah hari ini sama seperti yang terjadi pada generasi tua, yang melihat kejadian menakutkan di Perang Dunia II, saat Nazi menangkapi orang,” katanya.

“Sulit membayangkan di abad ke-21, ketika masyarakat dipaksa dipindahkan ke negara lain. Tentara Rusia tak hanya menghancurkan kedamaian Mariupol, mereka juga melakukan lebih jauh dan memindahkan warga Mariupol,” tambahnya.

Baca Juga: Tak Setuju Serangan Rusia ke Ukraina, Guru di Moskow Dipecat dari Pekerjaannya

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bus yang membawa orang-orang yang digambarkan sebagai pengungsi dari Mariupol mulai tiba di Rusia, Selasa (15/3/2022).

Namun, Kementerian tersebut tak segera mengomentari klaim yang dibuat oleh Boychenko.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky menegaskan pengepungan yang dilakukan Rusia di Mariupol sebagai sebuah kejahatan perang.

“Melakukan ini di kota yang damai, apa yang dilakukan oleh para penjajah, adalah terror yang akan selalu diingat selama berabad-abad mendatang,” katanya.

Penulis : Haryo Jati Editor : Purwanto

Sumber : Sky News


TERBARU