> >

Zelensky Minta Bicara Langsung dengan Putin, Delegasi Rusia: Harus Ada Draft Perjanjian Lebih Dulu

Krisis rusia ukraina | 19 Maret 2022, 14:27 WIB
Ilustrasi. Ajudan Presiden Rusia, Vladimir Medinsky menyebut negosiasi langsung antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin tidak akan terjadi sebelum kedua pihak menyepakati draf perjanjian damai. (Sumber: BelTA Belarusian News Agency)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Ajudan presiden Rusia, Vladimir Medinsky menyebut negosiasi langsung antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin tidak akan terjadi sebelum kedua pihak menyepakati draf perjanjian damai.

Sebelumnya, Zelensky berulangkali meminta pembicaraan langsung dengan Putin untuk menghentikan invasi.

Pihak Ukraina dan Rusia sendiri telah melangsungkan perundingan beberapa kali. Terkini, pada Kamis (17/3/2022) kemarin, kendati berlangsung sengit, perundingan Rusia-Ukraina disebut mencapai hasil positif.

Setelah perundingan itu, penasihat kantor kepresidenan Ukraina, Mikhail Podolyak menyebut pertemuan Putin dan Zelensky bisa dilangsungkan beberapa pekan ke depan.

Baca Juga: Rusia Ancam Bosnia-Herzegovina yang Ingin Gabung NATO: akan Mengalami Nasib seperti Ukraina

Podolyak menyebut Ukraina menuntut gencatan senjata, penarikan pasukan Rusia, dan jaminan keamanan secara hukum untuk Ukraina dari sejumlah negara.

Kiev juga bersikeras salah satu kekuatan nuklir Barat harus dimasukkan sebagai jaminan keamanan.

Vladimir Medinsky menyebut harus ada beberapa tahap yang ditempuh terlebih dulu sebelum membicarakan pertemuan langsung Zelensky-Putin.

“Saya benar-benar tidak siap untuk bicara soal itu. Saya hanya bisa bicara bahwa sebelum kita menyinggung pertemuan para pemimpin (Zelensky-Putin), delegasi negosiator harus berisap dan menyetujui draft perjanjian,” kata Medinsky dikutip TASS, Jumat (18/3).

“Setelah itu, draf perjanjian harus diparaf oleh para menteri luar negeri, lalu disetujui pemerintah. Setelah itu, kemungkinan pertemuan tingkat tinggi (Zelensky-Putin) bisa dibicarakan,” lanjutnya.

Masing-masing pihak dilaporkan sudah mendekati kata sepakat soal status netral Ukraina. Artinya, Kiev tidak akan memihak atau bergabung dengan blok mana pun, termasuk NATO.

Akan tetapi, pembahasan jaminan keamanan Ukraina masih perlu dibicarakan lebih lanjut. Alasannya, Kiev ingin kekuatan nuklir Barat terikat secara hukum dalam perjanjian untuk menjamin keamanan Ukraina.

Baca Juga: Inilah Permintaan Bantuan Presiden Ukraina Zelensky kepada Barat yang Sudah dan Belum Diterima


 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Gading-Persada

Sumber : TASS


TERBARU