> >

Lavrov Sebut Barat Kobarkan Perang Informasi Melawan Rusia, Klaim Disasar Terorisme Informasi'

Krisis rusia ukraina | 19 Maret 2022, 14:08 WIB
Foto ilustrasi Menlu Rusia Sergey Lavrov. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyebut negara-negara Barat mengobarkan perang informasi melawan negaranya. (Sumber: AP Photo)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyebut negara-negara Barat mengobarkan perang informasi melawan negaranya.

Hal tersebut disampaikan Lavrov terkait invasi Rusia ke Ukraina yang sudah berlangsung lebih dari dua pekan ini.

Lavrov menyatakan bahwa Barat menggunakan metode-metode “terorisme informasi” untuk menyerang Rusia.

“Substitusi gagasan seringkali terjadi. Apabila sesuatu terjadi, seperti demonstrasi massa, demonstrasi yang mereka (Barat) tidak sukai, mereka langsung menyebutnya terorisme domestik,” kata Lavrov kepada kanal televisi RT via TASS.

“Ini adalah perang. Ini adalah perang yang melibatkan metode-metode terorisme informasi. Tidak diragukan lagi,” lanjutnya.

Baca Juga: Di Depan Ribuan Warganya, Putin Puji Operasi Militer Tentara Rusia di Ukraina

Menteri berusia 71 tahun itu narasi dari Barat dominan karena ranah informasi global didominasi oleh media-media Amerika Serikat (AS) dan Inggris Raya.

Lavrov pun mengklaim “tidak ada media independen” di Barat. Menurutnya, di AS, hanya Fox News yang menyiarkan sudut pandang “alternatif”. Fox News sendiri dikenal sebagai media konservatif di AS.

Lebih lanjut, Lavrov menuding Washington menekan platform-platform media sosial seperti TikTok untuk mencitrakan Barat secara positif.

Ia mengklaim AS populer di kalangan anak muda karena platform-platform media sosial tersebut digandrungi anak muda.

“Saya yakin ini upaya untuk mencuci otak mereka seumur hidup, dan ini tak pantas dan tidak adil,” katanya.

“Jika kamu ingin kompetisi informasi, jika kamu ingin kompetisi antara outlet-outlet media, maka harus ada peraturannya,” pungkas Lavrov. 

Baca Juga: Rusia Ancam Bosnia-Herzegovina yang Ingin Gabung NATO: akan Mengalami Nasib seperti Ukraina


 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Gading-Persada

Sumber : TASS


TERBARU