> >

Menlu Rusia Ungkap Kemajuan Negosiasi dengan Ukraina, Kini Bahas Status Netral dan Jaminan Keamanan

Krisis rusia ukraina | 16 Maret 2022, 19:41 WIB
Menlu Rusia Sergey Lavrov mengungkapkan kemajuan penting dalam negosiasi antara Rusia dan Ukraina untuk menyudahi pertempuran antara kedua negara, seperti dilaporkan Associated Press, Rabu (16/3/2022). Perundingan sekarang berfokus pada status netral Ukraina dan jaminan keamanan yang melekat. (Sumber: AP Photo)

MOSKOW, KOMPAS.TV — Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengungkapkan kemajuan penting dalam negosiasi antara Rusia dan Ukraina untuk menyudahi pertempuran antara kedua negara.

Associated Press melaporkan pada Rabu (16/3/2022), Sergey Lavrov menyebut perundingan sekarang berlangsung penuh semangat, berfokus pada status netral Ukraina dan jaminan keamanan yang melekat dengan status tersebut.

“Status netral sedang dibahas secara serius, dan terkait langsung dengan jaminan keamanan,” kata Lavrov di saluran televisi Rusia RBK TV, Rabu (16/3).

“Ada formulasi konkret yang menurut saya hampir disepakati,” tutur Lavrov.

Lavrov tidak merinci, namun mengatakan semangat yang terlihat dalam perundingan "memberi harapan, kita dapat menyetujui masalah ini."

Baca Juga: Ukraina Sinyalkan Batal Jadi Anggota NATO, Titik Balik Penting Konflik dengan Rusia, Ini Alasannya

Kepala delegasi Rusia Vladimir Medinsky pada Rabu (16/3/2022) seperti dikutip RIA Novosti mengatakan tujuan Rusia dalam perundingan dengan Ukraina tidak berubah sejak perundingan dimulai. Moskow ingin Ukraina yang damai, bebas, independen dan netral. (Sumber: Maxim Guchek/BelTA Pool Photo via AP)

Kepala juru runding Rusia Vladimir Medinsky mengatakan, kedua pihak sedang mendiskusikan kemungkinan ide kompromi untuk Ukraina masa depan dengan militer yang lebih kecil dan bersifat nonblok atau netral.

“Berbagai macam masalah terkait dengan ukuran tentara Ukraina sedang dibahas,” kata perunding Rusia Vladimir Medinsky.

Belum ada komentar langsung dari pejabat Ukraina. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky hari Selasa (15/3) mengatakan, negara itu menyadari mereka tidak dapat bergabung dengan NATO.

Upaya Ukraina untuk bergabung dengan aliansi militer Barat menjadi poin yang menyakitkan bagi Moskow, dan menjadi salah satu alasan utama Moskow bergerak menyerbu Ukraina.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU