Sadar Ukraina Tak Bisa Jadi Anggota NATO, Zelensky Legawa: Kami Harus Mengakuinya
Krisis rusia ukraina | 16 Maret 2022, 06:20 WIBLONDON, KOMPAS.TV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengakui negaranya tidak bisa masuk menjadi anggota NATO kendati aliansi itu memiliki kebijakan 'pintu terbuka'.
Zelensky pun mengaku legawa atas fakta tersebut dan menyebut rakyat Ukraina sudah mulai memahaminya.
Hal ini disampaikan Zelensky dalam konferensi video dengan representatif negara-negara anggota Pasukan Ekspedisi Gabungan (JEF) yang dipimpin Inggris Raya, Selasa (15/3/2022). Perdana Menteri Inggris Raya Boris Johnson turut hadir dalam konferensi ini.
Keanggotaan Ukraina di NATO merupakan salah satu isu krusial yang berujung invasi penuh Rusia sejak 24 Februari silam.
Sebelum invasi, Rusia menuntut jaminan bahwa Ukraina tidak akan diterima menjadi anggota NATO. Namun, NATO menolak tuntutan ini.
Salah satu dalih invasi Kremlin adalah ekspansi NATO ke Eropa Timur. Ekspansi NATO yang semakin mendekati Rusia dianggap Moskow sebagai ancaman.
“Jelas bahwa Ukraina bukanlah anggota NATO. Kami mengerti ini. Kami adalah bangsa yang mandiri. Bertahun-tahun kami mendengar tentang pintu terbuka (NATO) sepertinya, tetapi kami telah mendengar bahwa kami tidak bisa memasukinya,” kata Zelensky dikutip Interfax.
“Dan ini benar adanya, kami harus mengakuinya. Saya senang rakyat kami mulai mengerti ini dan mengandalkan diri sendiri serta bantuan mitra untuk membantu kami,” lanjutnya.
Baca Juga: Zelensky Kecewa Tak Ada Zona Larangan Terbang di Ukraina, Sebut NATO Sudah ‘Dihipnotis’ Rusia
Walaupun memperingatkan NATO bahwa Rusia bisa melanjutkan agresi ke negara-negara anggotanya, Zelensky mengaku Ukraina tidak akan mencoba meminta perlindungan NATO berdasarkan Pasal 5.
Pasal 5 merupakan klausul yang disepakati pada pendirian NATO. Bunyinya, setiap serangan ke negara anggota NATO akan dianggap serangan ke NATO secara keseluruhan.
NATO sendiri selama ini menghindari konfrontasi langsung dengan militer Rusia. Terlebih setelah Vladimir Putin mengirim ancaman nuklir dan menyiagakan pasukan nuklirnya.
NATO pun berkali-kali enggan menuruti permintaan Zelensky tentang zona larangan terbang di Ukraina.
Alasannya, zona larangan terbang berarti jet tempur NATO mesti berkonfrontasi dengan jet tempur Rusia, dikhawatirkan memicu perang dunia ketiga.
Baca Juga: Apa yang Terjadi jika Perang Nuklir Rusia-NATO Meletus? Ilmuwan: Miliaran Orang Mati Mengenaskan
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Gading-Persada
Sumber : Interfax