Inggris Jerat Barang-Barang Rusia dengan Bea Impor Tinggi, Termasuk Vodka dan Produk Pertanian
Krisis rusia ukraina | 15 Maret 2022, 22:18 WIBLONDON, KOMPAS.TV - Pemerintah Inggris Raya mengumumkan sanksi ekonomi baru terhadap Rusia.
Pada Selasa (15/3/2022), London menyebut akan menaikkan bea impor terhadap produk-produk Rusia.
Hal tersebut diumumkan Departemen Perdagangan Internasional Inggris Raya. Kebijakan ini ditempuh sebagai bagian sanksi ke rezim Vladimir Putin atas invasi ke Ukraina.
Departemen itu mengaku ingin menghambat 'mesin perang' Putin dengan mencabut perlakuan bea impor yang didapat dari keanggotaan Rusia di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
“Tarif (impor) baru kami akan mengisolasi ekonomi Rusia lebih jauh dari perdagangan global, memastikan mereka tidak mendapatkan manfaat dari sistem internasional berbasis peraturan yang tidak mereka hormati,” kata Chancellor of the Exchequer (setara menteri keuangan) Inggris Raya Rishi Sunak dikutip Associated Press.
Baca Juga: Australia Umumkan Akan Bangun Pangkalan Singgah Kapal Selam Nuklir Amerika Serikat dan Inggris
Selain Rusia, kebijakan ini juga akan berdampak kepada produk-produk dari Belarusia.
Produk-produk yang dibebani beban impor tambahan merentang dari vodka, ikan putih, besi, minyak biji, hingga biji gandum.
Produk-produk tersebut akan dikenakan kenaikan bea impor hingga 35%.
Selain itu, Inggris Raya juga akan mengikuti langkah anggota G-7 lain yang melarang ekspor barang-barang mewah seperti mobil mewah, fesyen, dan karya seni ke Rusia.
Departemen Perdagangan Internasional Inggris Raya menyebut kebihakan ini demi “merampas akses” elite-elite rezim Vladimir Putin dari barang-barang mewah.
Sejak Rusia menginvasi Ukraina, negara-negara Barat telah memberlakukan sanksi ekonomi berat terhadap Rusia.
Akan tetapi, pada Selasa (15/3), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut sanksi-sanksi itu belumlah cukup. Ia mendesak diberlakukannya embargo perdagangan penuh dengan Rusia.
Baca Juga: Zelensky Desak Dunia Perlakukan Rusia sebagai Negara Berbahaya, Minta Embargo Perdagangan Penuh
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Gading-Persada
Sumber : Associated Press