Rusia Kembali Dituduh Culik Wali Kota Ukraina di Kota yang Diduduki
Krisis rusia ukraina | 14 Maret 2022, 06:33 WIBKIEV, KOMPAS.TV - Ukraina kembali menuduh Rusia untuk kedua kalinya menculik wali kota yang kotanya telah diduduki.
Adalah Wali Kota Dniprorudne, Yevhen Matveyev yang kali ini dituduh telah diculik oleh Rusia, Minggu (13/3/2022).
Dikutip dari BBC, Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba dalam cuitannya di Twitter menegaskan Rusia menggunakan taktik teror.
“Hari ini, Rusia si penjahat perang telah menculik Wali Kota Ukraina yang terpilih secara demokratik, Kepala dari Dniprorudne, Yevhen Matveyev,” cuit Kuleba.
Baca Juga: Rusia dan Ukraina Gelar Perundingan ke 4 Hari Ini, Kesepakatan Damai Dilaporkan di Depan Mata
“Tak mendapat dukungan lokal, penjajah memulai teror. Saya meminta AS dan organisasi internasional untuk menghentikan terror Rusia terhadap Ukraina dan demokrasi,” katanya.
Sebelumnya, Rusia dituduh telah menculik Wali Kota Melitopol Ivan Fedorov.
Rusia pun menetapkan wali kota baru di Melitopol, setelah dituduh menculik Fedorov.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky menegaskan Rusia mencoba membuat Republik Boneka untuk merusak negaranya.
Fedorov terakhir kali terlihat pada Jumat (11/3/2022), saat diseret dari pusat krisis kota oleh beberapa orang bersenjata dengan tas menutupi kepalanya.
Pejabat Ukraina membagikan video dari insiden tersebut, dan mengatakan pihak bersenjata itu adalah tentara Rusia.
“Kami tak akan pernah bekerja sama dengan Rusia dengan cara apa pun,” ujar Fedorov dikutip BBC pada awal pekan ini.
Baca Juga: Serang Pangkalan Ukraina dengan Rudal, Rusia Klaim 180 Tentara Bayaran Tewas
“Mereka tak mencoba menolong kami, mereka tak bisa menolong kami, dan kami tak menginginkan pertolongan mereka,” ujarnya.
Otoritas Rusia tak berkomentar terkait hilangnya Fedorov.
Tetapi Kantor Kejaksaan dari Luhansk, wilayah Ukraina yang didukung Rusia menuduhnya telah melakukan aktivitas terorisme.
Zelensky meminta Fedorov untuk segera dibebaskan, dan meminta pemimpin Israel, Jerman dan Prancis untuk menekan Rusia agar membebaskannya.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : BBC