Putin Tahan Pejabat Intelijen Rusia, Diyakini Gara-Gara Penyerangan ke Ukraina Tak Sesuai Rencana
Krisis rusia ukraina | 13 Maret 2022, 13:36 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Rusia, Vladimir Putin dilaporkan telah menahan salah satu pejabat intelijen Rusia di tahanan rumah.
Langkah itu diyakini gara-gara penyerangan ke Ukraina tak berjalan sesuai rencana.
Menurut laporan Sunday Times dikutip dari Fox News, jurnalis Rusia Andrei Soldatov mengklaim Putin telah menahan Kepala Badan Keamanan Federal (FSB), Sergey Beseda.
Beseda dilaporkan telah ditempatkan dalam tahanan rumah bersama wakilnya, Anatoly Bolyukh.
Baca Juga: Zelensky Yakin Israel Bisa Ikut Hentikan Perang Ukraina, Ingin Berunding dengan Rusia di Yerusalem
Namun, penahanan Beseda sendiri belum bisa dikonfirmasi secara independen.
FSB merupakan aparat keamanan dan kontra intelijen tertinggi Rusia.
Menurut salah satu mantan pejabat intelijen Amerika Serikat (AS) kepada Fox News, hal itu menjadi sinyal ketidakpuasan Putin terhadap penilaian komunitas intelijennya atas penyerangan ke Ukraina.
“Itu berarti Putin marah dan menyadari bahwa ia tak diberikan intelijen yang akurat,” kata mantan agen Badan Intelijen Pertahanan AS, Rebekah Koffler.
Akitivis Hak Asasi Manusia Rusia yang diasingkan, Vladimir Osechkin, mengonfirmasikan penangkapan Beseda.
Ia mengatakan agen FSB telah melakukan penggeledahan di lebih dari 20 alamat kolega di Moskow, yang diduga menghubungi wartawan.
“Dasar formal untuk melakukan pencarian ini adalah tuduhan penggelapan dana yang dialokasikan untuk kegiatan subversify di Uktraina,” tuturnya.
“Alasan sebenarnya adalah informasi yang tak dapat diandalkan, tidak lengkap dan sebagian palsu tentang situasi politik di Ukraina,” lanjut Osechkin.
Baca Juga: Tentara Rusia Kepung Kiev, Pasukan Ukraina Siap Hadapi Serangan Besar
Sementara itu, Koffler meyakini bahwa Putin telah menilai bahwa ketidakmampuannya untuk menguasai Ukraina secara cepat berkaitan dengan intelijen yang buruk, dan berkontribusi pada dua kesalahan perhitungan besar.
Koffler menegaskan dua kesalahan itu adalah kegagalan untuk mengantisipasi kuatnya perlawanan rakyat Ukraina.
Juga terkait perannya yang akan dimainkan oleh teknologi dalam membawa gambaran kehancuran ke rumah tangga di seluruh dunia.
“Ia jelas salah perhitungan dan kini merasa terperangkap karena ia harus mengeksekusi dan mencapai tujuannya,” ujar Koffler.
Penulis : Haryo Jati Editor : Deni-Muliya
Sumber : Fox News