Zelensky Memohon Ibu-Ibu Rusia Cegah Anak Mereka Perang ke Ukraina agar Tak Terbunuh
Krisis rusia ukraina | 12 Maret 2022, 13:21 WIBKIEV, KOMPAS.TV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melontarkan permohonan kepada ibu-ibu Rusia terkait perang yang terjadi di Ukraina.
Zelensky memohon agar para ibu Rusia memperhatikan anak mereka agar tak ikut berperang ke Ukraina.
Zelensky mengungkapkan permohonan tersebut melalui video yang dirilis melalui Telegram, Sabtu (12/3/2022).
“Saya ingin mengatakan ini sekali lagi kepada ibu-ibu Rusia, khususnya ibu-ibu yang anaknya ikut wajib militer. Jangan mengirim anak-anak Anda untuk berperang di negara asing,” tuturnya dikutip dari Wio News.
Baca Juga: PM Israel Disebut Rayu Zelensky untuk Terima Permintaan Putin demi Perang Cepat Usai
“Periksa di mana putra Anda. Jika Anda curiga putra Anda dikirim untuk perang melawan Ukraina, cepatlah bertindak untuk mencegahnya terbunuh atau tertangkap,” lanjutnya.
Ukraina sendiri sebelumnya mengundang ibu-ibu Rusia untuk datang ke Kiev dan mengambil anak mereka yang ditawan.
Kementerian Pertahanan Ukraina pun memublikasikan nomor telepon dan surel bagi mereka yang hendak mendapatkan informasi itu.
Pada Jumat (11/3/2022), Kantor Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia PBB mengaku sangat khawatir dengan meningkatnya angka kematian dan penderitaan manusia di Ukraina.
Juru bicara komisioner, Liz Throssell meminta agar serangan Rusia ke Ukraina segera dihentikan.
Baca Juga: Drone Misterius Diduga dari Perang Rusia-Ukraina Jatuh di Zagreb, Presiden Kroasia Khawatir
“Warga sipil dibunuh dan dilumpuhkan dalam apa yang tampaknya merupakan serangan tanpa pandang bulu, dan pasukan Rusia menggunakan senjata peledak dengan efek area luas di atau dekat area berpenduduk,” katanya.
“(Serangan) itu termasuk rudal, peluru, artileri berat dan roket, serta serangan udara,” tambahnya.
Berdasarkan laporan PBB, 549 rakyat sipil telah tewas dan 597 orang cedera sejak operasi militer Rusia ke Ukraina dilakukan pada Kamis (24/2/2022).
Meski begitu, sejumlah pejabat meyakini bahwa jumlah kematian sebenarnya kemungkinan lebih tinggi dibandingkan laporan yang diungkapkan.
Penulis : Haryo Jati Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Wio News