Dianggap Serukan Kekerasan terhadap Putin dan Tentaranya, Instagram Diblokir di Rusia
Krisis rusia ukraina | 12 Maret 2022, 10:20 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Rusia akan memblokir akses ke Instagram di negara tersebut karena media sosial tersebut dituduh menyerukan kekerasan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin dan tentaranya.
Pemblokiran tersebut diungkapkan oleh lembaga pengawas Rusia, Roskomnadzor, Jumat (11/3/2022). Penutupan akses ke Instagram itu, menurut The Verge, akan mulai berlaku pukul 00.00 pada Senin (14/3/2022).
Sebelumnya pemilik Instagram, Meta, mengatakan akan membiarkan penggunanya menyerukan kekerasan terhadap Putin dan tentaranya.
Mereka menegaskan akan membiarkan postingan kekerasan, seperti “kematian untuk penjajah Rusia”.
Baca Juga: Biden Sebut AS Siap Perang Dunia III Jika NATO Diserang, Tapi Enggan Ambil Risiko untuk Ukraina
Hal itu terkait dengan penyerangan Rusia ke Ukraina yang sudah dimulai sejak Kamis, 24 Februari 2022.
Biasanya, unggahan yang mengandung kekerasan bakal dihapus Instagram karena melanggar peraturan.
Namun, Meta menegaskan tak akan mengizinkan postingan kekerasan terhadap warga sipil Rusia.
Terkait kebijakan yang dibuat Meta untuk Instagram, Rusia meminta AS untuk menghentikan kegiatan ekstremis raksasa media sosial itu.
Seperti dikutip dari BBC, Kantor Kejaksaan Agung Rusia pada Jumat, menyerukan penyelidikan kriminal untuk dilakukan terhadap Meta.
Menurut pernyataan Kejaksaan Agung Rusia seperti dikutip oleh Interfax, hal itu mengutip undang-undang propaganda dan ekstremisme Rusia.
Baca Juga: Youtube Mulai Blokir Kanal Media yang Didanai Negara dan Pemerintah Rusia
Kejaksaan Agung Rusia juga telah meminta Roskomnadzor untuk membatasi akses ke Instagram atas distribusi materi informasi yang berisi seruan untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap orang Rusia, termasuk prajurit.
Roskomnadzor sendiri pada 4 Maret lalu mengatakan telah memblokir akses ke Facebook di Rusia, atas tindakannya yang dinilai diskriminatif terhadap media Rusia.
Meta sendiri merupakan pemilik Instagram, Facebook, dan WhatsApp.
Tetapi, WhatsApp sendiri tidak dilarang di Rusia karena dianggap lebih sebagai platform pesan bukan media sosial.
Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : BBC