Inggris Larang Veteran Tentara Pergi Berperang ke Ukraina, Tentara Aktif yang Desersi akan Diadili
Krisis rusia ukraina | 11 Maret 2022, 19:34 WIBLONDON, KOMPAS.TV - Pemerintah Inggris memperingatkan para veteran militer untuk tidak bergabung dalam pertempuran di Ukraina. Sementara setiap tentara aktif yang desersi dan pergi berperang ke Ukraina akan diadili di pengadilan militer ketika mereka kembali.
Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan dia bersimpati dengan mereka yang ingin pergi, tetapi Inggris memiliki undang-undang yang sangat jelas.
"Anda tidak boleh pergi ke Ukraina, dan saya khawatir orang-orang yang keluar (desersi) dari angkatan bersenjata akan menghadapi pengadilan militer,” seperti dilaporkan Associated Press, Jumat (11/3/2022).
Sementara, Menteri Veteran Leo Docherty menulis kepada badan amal militer Inggris mendesak mantan tentara yang masih muda dan siap tempur, untuk pergi ke Ukraina dan menjadi sukarelawan tempur maupun tentara bayaran.
"Para veteran selalu maju pada saat dibutuhkan, tetapi harus menyalurkan keterampilan, pengalaman, dan semangat mereka dalam bingkai jalur hukum saat mendukung Ukraina dan tidak terlibat dalam konflik.”
Seperti diketahui, Ukraina mendorong sukarelawan asing untuk bergabung dalam perang melawan invasi Rusia. Beberapa anggota tentara aktif Inggris dilaporkan telah pergi AWOL, atau desersi untuk melakukan perjalanan ke Ukraina.
Baca Juga: Makin Gawat, Putin Setuju Usulan Sukarelawan Tempur Timur Tengah Masuk Ukraina Bela Rusia
Presiden Rusia Vladimir Putin setuju dengan gagasan untuk memperbolehkan sukarelawan tempur masuk ke Ukraina membela Rusia, seperti yang dilontarkan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu, dilansir Associated Press, Jumat (11/3/2022).
Berbicara dalam pertemuan dengan anggota tetap Dewan Keamanan Rusia, Putin seperti dikutip RIA Novosti mengatakan, "Jika Anda melihat bahwa ada orang yang ingin secara sukarela, terutama bukan karena uang, untuk datang dan membantu orang yang tinggal di Donbass, yah, baiklah, Anda harus menemui mereka di setengah perjalanan dan membantu mereka pindah ke zona perang."
Baca Juga: Sniper Mematikan Siap Bantu Ukraina Habisi Tentara Rusia, Sebelumnya Jadi Ancaman ISIS dan Taliban
Sponsor Barat, kata Putin, toh tidak menyembunyikan fakta bahwa mereka mengumpulkan tentara bayaran dari seluruh dunia untuk masuk ke Ukraina sambil mengabaikan norma-norma hukum internasional, kata Presiden Rusia Vladimir Putin seperti dikutip RIA Novosti.
"Adapun tentang mobilisasi tentara bayaran dari seluruh dunia dan mengirim mereka ke Ukraina, kami melihat, mereka tidak sembunyi-sembunyi; sponsor Barat Ukraina, rezim Ukraina, (mereka) tidak menyembunyikannya, mereka melakukannya secara terbuka, mengabaikan semua norma hukum internasional," kata Putin pada pertemuan dengan anggota tetap Dewan Keamanan Federasi Rusia.
Menteri Pertahanan Sergei Shoigu mengungkap, bahwa Rusia mendapat lebih dari 16.000 aplikasi dengan mayoritas dari negara-negara di Timur Tengah. Banyak dari mereka dari orang-orang yang pernah membantu Rusia melawan kelompok Negara Islam ISIS.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press/RIA Novosti