> >

Makin Gawat, DK PBB Bersidang Bahas Laboratorium Biologi Ukraina yang Diduga Dikendalikan AS

Krisis rusia ukraina | 11 Maret 2022, 14:02 WIB
Dewan Keamanan PBB (DK PBB) bersidang pada Jumat (11/3/1011) atas permintaan Rusia, membahas apa yang diklaim Moskow sebagai "aktivitas biologis militer Amerika Serikat di wilayah Ukraina." (Sumber: Evan Schneider/PBB via Associated Press)

Baca Juga: China Desak AS Jelaskan Detail Lab Biologis di Ukraina, Kedutaan Buka Suara

Ilustrasi staf di zona perlindungan keamanan biologi (biosafety) tingkat tinggi laboratorium berisi virus dan patogen. Dewan Keamanan PBB bersidang pada Jumat (11/3/1011) atas permintaan Rusia, membahas tudingan "aktivitas biologi militer Amerika Serikat di Ukraina." (Sumber: Xinhua/Zhang Yuwei)

PBB mengumumkan, Kamis malam, bahwa pertemuan akan berlangsung pada pukul 10.00 EST tetapi kemudian mendorongnya menjadi pukul 11.00 EST.

Kepala pelucutan senjata PBB, Izumi Nakamitsu, dan kepala politik PBB, Rosemary DiCarlo, dijadwalkan untuk memberi pengarahan kepada Dewan Keamanan.

Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, Kamis, menegaskan kembali apa yang dia katakan pada Rabu, bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang bekerja dengan pemerintah Ukraina, "mengatakan mereka tidak mengetahui aktivitas apa pun di pihak pemerintah Ukraina yang tidak konsisten dengan kewajiban perjanjian internasionalnya, termasuk pada senjata kimia atau senjata biologi.”

AS selama berbulan-bulan memperingatkan tentang operasi "tipu-tipu" Rusia, menciptakan dalih untuk melakukan invasi.

Peringatan Gedung Putih, dan pernyataan Dalton pada Kamis, memberi kesan bahwa Rusia mungkin berusaha menciptakan dalih untuk lebih memanaskan konflik yang sudah berlangsung selama dua minggu, karena gerak ofensif Rusia melambat akibat perlawanan Ukraina yang lebih kuat dari yang diperkirakan.

Sebagian masyarakat internasional bertahun-tahun menuding Rusia menggunakan senjata kimia dalam upaya pembunuhan terhadap musuh Putin seperti Alexey Navalny, yang sekarang berada di penjara Rusia, dan mantan mata-mata Sergei Skripal, yang tinggal di Inggris.

Rusia juga mendukung pemerintahan Bashar Al Assad di Suriah, yang dituding menggunakan senjata kimia terhadap rakyatnya dalam perang saudara selama 11 tahun. 

DK PBB, Kamis, dalam pertemuan bulanan dengan kepala pelucutan senjata, Nakamitsu, tentang senjata kimia Suriah, mengkritik pemerintah Suriah karena berulang kali menolak menjawab pertanyaan tentang program senjata kimia dan mendesak pemerintahan Assad untuk melakukannya.

Baca Juga: Rusia Klaim Temukan Jejak Program Militer Biologis di Ukraina yang Dibiayai A

Ilustrasi penelitian di laboratorium berisi virus dan patogen. Dewan Keamanan PBB bersidang pada Jumat (11/3/1011), atas permintaan Rusia, membahas tudingan "aktivitas biologi militer Amerika Serikat di Ukraina." (Sumber: Kompas.id/ HERU SRI KUMORO)

Juni lalu, kepala pengawas senjata kimia internasional, Fernando Arias, mengatakan para ahlinya menyelidiki 77 tuduhan terhadap Suriah dan menyimpulkan dalam 17 kasus, senjata kimia berkemungkinan besar atau pasti digunakan.

Nakamitsu mengakhiri pernyataannya pada Kamis dengan mengatakan, "Penggunaan senjata kimia adalah pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan penghinaan terhadap kemanusiaan kita bersama."

“Kita perlu tetap waspada untuk memastikan senjata-senjata mengerikan itu tidak pernah digunakan lagi, dan dimusnahkan, tidak hanya di Suriah, tetapi di mana-mana,” katanya.

Wakil duta besar AS, Richard Mills, mengatakan, sayangnya Suriah mendapat bantuan di Dewan Keamanan dari sekutunya, Rusia, yang katanya “berulang kali menyebarkan disinformasi mengenai penggunaan senjata kimia yang berulang di Suriah.”

"Seluruh dusta yang dilemparkan Rusia akhir-akhir ini untuk membenarkan penyerbuan yang sudah direncanakan terhadap Ukraina dan tidak dapat dibenarkan, mestinya bisa menjelaskan secara terang benderang bahwa Rusia juga tidak dapat dipercaya bila berbicara tentang penggunaan senjata kimia di Suriah," kata Mills.

Wakil duta besar Inggris, James Kariuki, mengatakan kepada Dewan Keamanan seraya menuding Rusia dengan “kesamaan” antara tindakan Rusia di Ukraina, yaitu “mengepung kota-kota, membunuh warga sipil tanpa pandang bulu, memaksa jutaan orang melarikan diri untuk mencari keselamatan” dan tindakannya di Suriah “jelas."

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV / Associated Press


TERBARU