Pasien Transplantasi Jantung Babi Akhirnya Meninggal, Hanya 2 Bulan dari Operasi
Kompas dunia | 10 Maret 2022, 14:03 WIBMARYLAND, KOMPAS.TV - Sempat jadi pemberitaan usai melakukan transplantasi jantung babi, pasien asal Amerika Serikat (AS) akhirnya meninggal dua bulan setelah melakoni operasi.
David Bennett Sr, yang tinggal di Maryland, meninggal Selasa (8/3/2022) di Universitas Pusat Medis, Maryland.
Bennett sebelumnya mengalami masalah jantung, dan telah setuju menerima percobaan ekseperimental dengan melakukan trasplantasi jantung babi.
Ia melakukan transplantasi tersebut setelah ditolak dari beberapa daftar tunggu untuk menerima transplantasi jantung manusia.
Baca Juga: Pertama Kali di Dunia, Jantung Babi Dicangkokkan ke Manusia
Masih belum diketahui apakah penyebab kematiannya, karena tubuhnya menolak organ asing.
“Tak ada penyebab yang jelas untuk mengidentifikasi pada saat kematiannya,” ujar juru bicara rumah sakit dikutip dari The New York Times.
Pejabat rumah sakit menegaskan mereka tak bisa berkomentar lebih jauh terkait kematiannya, karena dokternya belum melakukan pemeriksaan menyeluruh.
Mereka berencana untuk mempublikasikan hasil pemeriksaan dalam jurnal medis.
Dr Bartley Griffith, dokter bedah yang melakukan transplantasi mengatakan staf rumah sakit merasa sedih atas kematian Bennett.
“Ia terbukti sebagai sosok yang berani dan terhormat, yang berjuang hingga akhir,” tuturnya.
Baca Juga: Kim Jong-Un akan Luncurkan Satelit Pengintai, Dikabarkan untuk Memata-matai AS dan Sekutu
“Tuan Bennett semakin diketahui jutaan orang di seluruh dunia karena keberanian dan ekinginannya untuk hidup,” tambah Dr Griffith.
Transplantasi jantung babi itu adalah salah satu dari sejumlah prosedur perintis dalam beberapa bulan terakhir.
Dalam percobaan itu, organ dari babi diubah secara genetik digunakin untuk menggantikan organ pada manusia.
Prosesnya, yang disebut Xenontransplantasi menawarkan harapan baru bagi puluhan ribu pasien dengan penyakit ginjal, jantung dan organ lainnya, karena ada kekurangan akut organ yang disumbangkan.
Penulis : Haryo Jati Editor : Purwanto
Sumber : The New York Times