Evakuasi di Mariupol Ukraina Gagal, Warga Makin Menderita
Krisis rusia ukraina | 9 Maret 2022, 06:33 WIBMiliter Rusia membantah menembaki konvoi dan menuduh pihak Ukraina menghalangi upaya evakuasi.
Salah satu evakuasi pada hari Selasa tampaknya berhasil. Vereshchuk mengatakan bahwa 5.000 warga sipil, termasuk 1.700 mahasiswa asing, telah dibawa keluar melalui koridor yang aman dari Sumy.
Adapun Sumy merupakan sebuah kota yang juga diserang, dimana serangan tadi malam menewaskan 21 orang, termasuk diantaranya dua anak.
Baca Juga: Perundingan Masih Buntu, Ini 4 Tuntutan Rusia yang Terlalu Berat bagi Ukraina
Di Mariupol, pihak berwenang berencana mulai menggali kuburan massal untuk semua korban tewas, meskipun jumlah hingga kini tidak diketahui.
Penembakan di Mariupol telah menghancurkan gedung-gedung. Saat ini kota tersebut tidak memiliki air panas, sistem pembuangan limbah atau layanan telepon.
Penjarahan juga terjadi untuk mendapatkan makanan, pakaian, bahkan furniture. Penduduk setempat menyebut praktik tersebut sebagai cara untuk 'mendapatkan diskon'.
Beberapa warga bahkan terpaksa menyendoki air dari sungai untuk memenuhi kebutuhan air mereka.
Dengan listrik padam, banyak orang mengandalkan radio mobil mereka untuk mendapatkan informasi. Mereka mendapatkan berita dari stasiun yang disiarkan dari daerah yang dikendalikan oleh pasukan Rusia atau separatis yang didukung Rusia.
Ludmila Amelkina, yang sedang berjalan di sepanjang gang yang dipenuhi puing-puing dan dinding yang dipenuhi tembakan, mengatakan kehancuran itu sangat mengerikan.
Baca Juga: Polandia akan Berikan MiG-29 Ke Amerika Serikat untuk Ukraina, Minta Tukar Jet Tempur Lain
“Kami tidak punya listrik, kami tidak punya apa-apa untuk dimakan, kami tidak punya obat. Kami tidak punya apa-apa, ”katanya seperti dikutip dari The Associated Press.
Di seluruh negeri, ribuan orang diperkirakan tewas, baik warga sipil maupun tentara, dalam pertempuran yang terjadi hampir dua minggu.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Gading-Persada
Sumber : Associated Press