> >

Kurang Dibantu NATO, Zelensky Peringatkan Eropa: Setelah Kami, Rusia akan Mendatangimu

Krisis rusia ukraina | 8 Maret 2022, 23:45 WIB
Foto ilustrasi. Seorang relawan militer asal Belarusia beristirahat di tengah latihan militer di Kiev, Ukraina, Selasa (8/3/2022). Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperingatkan bahwa Rusia akan menargetkan negara-negara anggota NATO setelah menggempur Ukraina. (Sumber: Efrem Lukatsky/Associated Press)

KIEV, KOMPAS.TV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengklaim Rusia akan menargetkan negara-negara anggota NATO setelah menggempur negaranya.

Hal tersebut disampaikan sang presiden menyusul sikap NATO yang enggan terlibat langsung.

“Ketika batas hak dan kemerdekaan dilanggar dan diinjak-injak, maka kamu harus melindungi kami,” demikian pesan Zelensky dikutip Independent, Selasa (8/3/2022).

“Karena kami adalah yang pertama, selanjutnya kamu akan menjadi yang kedua,” lanjutnya.

Sebelumnya, Zelensky berulangkali meminta NATO menerapkan zona larangan terbang di Ukraina. Namun, pakta pertahanan itu menolaknya.

Alasannya, NATO khawatir dengan risiko konfrontasi langsung dengan pasukan Rusia. Apabila menerapkan zona larangan terbang, jet-jet NATO mesti berkonfrontasi langsung menghalau pesawat Rusia dari wilayah udara Ukraina.

Baca Juga: 9 WNI Terjebak di Chernihiv Ukraina, Keluarga Korban Menunggu Proses Evakuasi dari Kemenlu

Di lain sisi, negara-negara anggota NATO membantu Ukraina dengan cara mengirim persenjataan. Uni Eropa telah mengumumkan bantuan militer senilai 450 juta euro ke Ukraina.

Sementara itu, Amerika Serikat (AS) juga mengirim bantuan militer senilai 35 juta dolar AS.

Washington juga hendak membantu Ukraina dengan jet tempur. AS meminta negara-negara NATO di Eropa Timur mengirimkan jet-jet MiG ke Ukraina dan akan diganti dengan F-16.

Pertahanan udara adalah salah satu aspek yang dikhawatirkan Zelensky selama invasi.

Menurutnya, Rusia terus menggempur kota-kota Ukraina dengan serangan udara ataupun artileri dan rudal.

Zelensky menuduh Rusia melanggar kesepakatan gencatan senjata sementara dengan mengempur jalur evakuasi sipil dari Kota Mariupol.

Sang presiden menyebut seorang anak kecil meninggal karena dehidrasi di Mariupol. Hal ini terjadi karena kota itu kekurangan makanan dan obat-obatan akibat kepungan Rusia.

Pada Senin (7/3) kemarin, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan lebih dari 406 warga sipil tewas selama invasi Rusia ke Ukraina. Namun, jumlah korban jiwa sebenarnya diperkirakan jauh lebih banyak.

Selain itu, PBB memperkirakan lebih dari dua juta orang telah mengungsi dari Ukraina akibat invasi yang sudah menginjak hari ke-13 ini.

Baca Juga: Ukraina Sudah Siapkan Rencana apabila Presiden Zelenskyy Tewas Terbunuh oleh Rusia


 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Gading-Persada

Sumber : Independent


TERBARU