> >

Zona Larangan Terbang Tidak Akan Ada di Langit Ukraina karena Akan Jadi Malapetaka, Inilah Alasannya

Krisis rusia ukraina | 6 Maret 2022, 04:05 WIB
Peta kawasan Eropa Timur yang berbatasan dengan Ukraina. Ukraina dikelilingi Rusia, Moldova, Rumania, Hungaria, Slovakia, Polandia, dan Belarus. Analis militer mengatakan tidak ada kemungkinan Amerika Serikat, Inggris dan sekutu Eropa memberlakukan zona larangan terbang karena dapat dengan mudah meningkatkan perang di Ukraina menjadi konfrontasi nuklir antara NATO dan Rusia. (Sumber: France24)

LONDON, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin memberi peringatan keras, Moskow akan menganggap deklarasi pihak ketiga tentang zona larangan terbang di atas Ukraina sebagai partisipasi dalam konflik bersenjata.

Berbicara pada pertemuan dengan pilot perempuan pada hari Sabtu, Putin mengatakan Rusia akan melihat setiap langkah ke arah zona larangan terbang sebagai intervensi yang akan menimbulkan ancaman bagi tentara Rusia.

"Saat itu juga, kami akan melihat mereka sebagai peserta konflik militer, dan kami tidak akan peduli asal keanggotaan mereka," kata Presiden Rusia itu, seperti laporan Associated Press, Sabtu (5/3/2022).

Analis militer mengatakan tidak ada kemungkinan Amerika Serikat, Inggris dan sekutu Eropa akan memberlakukan zona larangan terbang. Alasannya, zona larangan terbang dapat meningkatkan perang di Ukraina menjadi konfrontasi nuklir antara NATO dan Rusia.

Berikut penjelasan lebih detail tentang situasi tersebut:

Baca Juga: Putin Keluarkan Peringatan Keras bila Ada Zona Larangan Terbang di Atas Ukraina

Pesawat F-15C AU Amerika Serikat lepas landas dari Pangkalan Udara Lask, Polandia, 14 Februari. 15, 2022, bagian dari operasi polisi udara NATO. Analis militer mengatakan tidak ada kemungkinan Amerika Serikat, Inggris dan sekutu Eropa memberlakukan zona larangan terbang karena dapat dengan mudah meningkatkan perang di Ukraina menjadi konfrontasi nuklir antara NATO dan Rusia. (Sumber: US Air Force)

Apa Itu Zona Larangan Terbang?

Zona larangan terbang akan melarang semua pesawat yang tidak sah terbang di atas Ukraina.

Negara-negara Barat memberlakukan pembatasan semacam itu di beberapa bagian Irak selama lebih dari satu dekade setelah Perang Teluk 1991, selama perang saudara di Bosnia dan Herzegovina dari 1993-95, dan selama perang saudara Libya pada 2011.

Mengapa NATO Tidak Melakukan Zona Larangan Terbang di Ukraina?

Secara sederhana, itu akan berisiko konflik militer langsung dengan Rusia, dan dapat meningkat menjadi perang Eropa yang lebih luas dengan negara adidaya bersenjata nuklir.

Sementara gagasan zona larangan terbang mungkin bersliweran dalam imajinasi publik, mendeklarasikan zona larangan terbang dapat memaksa pilot NATO harus menembak jatuh pesawat Rusia.

Tapi lebih dari itu. Selain pesawat tempur, dalam menerapkan zona larangan terbang, NATO harus mengerahkan tanker pengisian bahan bakar dan pesawat pengintai elektronik untuk mendukung misi tersebut.

Untuk melindungi pesawat yang relatif lambat dan terbang tinggi ini, NATO harus menghancurkan baterai rudal permukaan-ke-udara di Rusia dan Belarusia, dan sekali lagi, tindakan itu berisiko mendatangkan konflik yang lebih luas.

"Satu-satunya cara untuk menerapkan zona larangan terbang adalah mengirim pesawat tempur NATO ke wilayah udara Ukraina, dan kemudian memberlakukan zona larangan terbang dengan menembak jatuh pesawat Rusia," kata Sekretaris NATO Jens Stoltenberg, Jumat (4/3/2022).

"Kami memahami keputusasaan yang ada, tetapi kami juga percaya jika melakukan itu, kita akan berakhir pada situasi perang skala penuh di Eropa."

"Kami memiliki tanggung jawab sebagai sekutu NATO untuk mencegah perang ini meningkat dan menyebar di luar Ukraina," kata Stoltenberg.

Baca Juga: Zelensky Murka NATO Tak Mau Tetapkan Zona Larangan Terbang di Ukraina

Jet tempur Sukhoi Su-30SM Rusia. Analis militer mengatakan tidak ada kemungkinan Amerika Serikat, Inggris dan sekutu Eropa memberlakukan zona larangan terbang karena dapat dengan mudah meningkatkan perang di Ukraina menjadi konfrontasi nuklir antara NATO dan Rusia. (Sumber: Daily Sabah via Reuters)

Apa Manfaat Zona Larangan Terbang?

Ukraina dan orang-orang yang meringkuk malam demi malam di tempat perlindungan bom mengatakan zona larangan terbang akan melindungi warga sipil, dan sekarang pembangkit listrik tenaga nuklir, dari serangan udara Rusia.

Tetapi para analis mengatakan pasukan darat Rusia, bukan pesawat, yang menyebabkan sebagian besar kerusakan di Ukraina.

Apa yang sebenarnya diinginkan Ukraina adalah intervensi lebih luas seperti yang terjadi di Libya pada 2011, ketika pasukan NATO melancarkan serangan terhadap posisi pemerintah, kata Justin Bronk, seorang peneliti di Royal United Services Institute di London.

Namun, itu tidak mungkin terjadi ketika lawannya adalah Rusia.

"Mereka ingin melihat Barat menyapu dan mengeluarkan artileri roket yang menghantam kota-kota Ukraina," kata Bronk.

"Kami tidak akan berperang melawan tentara Rusia. Mereka adalah kekuatan besar bersenjata nuklir. Tidak mungkin kita bisa memodelkan, apalagi mengendalikan, rantai eskalasi peristiwa yang akan datang dari tindakan seperti itu.”

Baca Juga: Masuk Hari ke-10, Ini Kronologi dan Sederet Peristiwa Penting sepanjang Perang Rusia-Ukraina

Peluru Kendali S-500 Prometheus Rusia. Analis militer mengatakan tidak ada kemungkinan Amerika Serikat, Inggris dan sekutu Eropa memberlakukan zona larangan terbang karena dapat dengan mudah meningkatkan perang di Ukraina menjadi konfrontasi nuklir antara NATO dan Rusia. (Sumber: Moscow Times)

Apa yang Terjadi di Langit Ukraina?

Prediksi bahwa Rusia akan segera menguasai langit di atas Ukraina belum membuahkan hasil.

Pakar militer bertanya-tanya mengapa Rusia memilih untuk meninggalkan sebagian besar pesawat tempur sayap tetapnya di darat selama serangan darat besar-besaran ini.

Salah satu penjelasan melihat, mungkin pilot Rusia belum terlatih dengan baik dalam mendukung operasi darat skala besar, karena operasi pada skala itu membutuhkan koordinasi yang presisi dengan artileri, helikopter, dan aset lainnya di teater perang yang bergerak cepat.

"Saya pikir mungkin mereka sedikit khawatir karena itu adalah daerah yang sangat terbatas. Tidak seperti Timur Tengah, di mana ada segala macam ruang untuk berkeliaran di udara," kata Robert Latif, pensiunan Mayor Jenderal AU Amerika Serikat yang sekarang mengajar di Universitas Notre Dame.

"Mereka bisa dengan mudah menyimpang melewati perbatasan," jelasnya.

“Dengan sistem pertahanan udara Ukraina dan Rusia, serta pesawat Rusia dan Ukraina, betapa pun sedikit yang Ukraina miliki dan semua pesawat Rusia yang terbang di wilayah itu, sungguh bisa sangat membingungkan. Saya pikir mungkin mereka sedikit khawatir apakah mereka (NATO) bisa benar-benar dapat melakukannya (zona larangan terbang)."

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Associated Press


TERBARU