> >

Zelensky Murka NATO Tak Mau Tetapkan Zona Larangan Terbang di Ukraina

Krisis rusia ukraina | 5 Maret 2022, 12:17 WIB
Ilustrasi. Jet tempur Rusia usai menjatuhkan bom dalam latihan gabungan di Obuz-Lesnovsky, Belarusia, 19 Februari 2022. Pada Jumat (4/3/2022), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky murka karena NATO tak mau menetapkan zona larangan terbang untuk memaksa pesawat Rusia keluar dari Ukraina. (Sumber: Alexander Zemlianichenko Jr/Associated Press)

KYIV, KOMPAS.TV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kembali mengecam NATO yang enggan menerapkan zona larangan terbang (no-fly zone) di Ukraina. Zona larangan terbang adalah permintaan Zelensky sejak awal invasi Rusia.

Dalam pidato emosional pada Jumat (4/2/2022) malam waktu setempat, Zelensky menegaskan keputusan NATO itu akan membebaskan Rusia membombardir Ukraina dari udara.

“Semua orang yang mati dari hari ini, mati juga karena kalian (NATO), karena kelemahan kalian, karena kurangnya persatuan kalian,” kata Zelensky dalam pidatonya sebagaimana dikutip Associated Press.

“Aliansi ini (NATO) telah memberi lampu hijau bagi bombardir kota-kota dan desa-desa Ukraina dengan menolak penetapan zona larangan terbang,” lanjutnya.

Baca Juga: Senator AS Sebut Membunuh Putin Satu-satunya Cara Hentikan Serangan ke Ukraina, Rusia Murka

Ketetapan NATO tersebut dibuat pada Jumat (4/3) lalu. Alasannya, penerapan zona larangan terbang oleh NATO di Ukraina bisa memicu perang lebih luas melawan Rusia.

Apabila NATO menetapkan zona larangan terbang di Ukraina, mereka mesti melarang semua pesawat yang terbang di wilayah itu tanpa izin.

Artinya, jet tempur NATO mesti aktif memaksa jet Rusia keluar zona. Jika menolak, jet tempur Rusia harus ditembak jatuh.

NATO khawatir pertempuran langsung antara jet tempur mereka dengan pesawat Rusia akan menyulut perang besar.

Sejak awal invasi, Presiden Vladimir Putin sendiri mengingatkan semua pihak tidak ikut campur “operasi militer khusus” Rusia di Ukraina.

Putin pun telah menyiagakan pasukan nuklir milik Rusia. Sehingga, jika NATO ikut campur secara langsung, dikhawatirkan akan terjadi perang nuklir.

Menanggapi ketetapan NATO, Zelensky marah dan mengecam aliansi pertahanan Atlantik Utara tersebut.

“Semua yang bisa dilakukan aliansi itu hari ini adalah memberikan 50 ton bahan bakar lewat sistem pengadaannya untuk Ukraina. Jadi mungkin kita bisa membakar Memorandum Budapest,” kata Zelensky.

Memorandum Budapest adalah jaminan keamanan yang diberikan kepada Ukraina sebagai ganti pengembalian senjata, termasuk nuklir, era Uni Soviet.

“Kalian tidak bisa membayar kami dengan berliter-liter bensin sebagai ganti berliter-liter darah yang kami tumpahkan demi Eropa kita,” lanjut Zelensky.

“Kami adalah pejuang cahaya. Sejarah Eropa akan mengingat ini selamanya,” pungkasnya.

Baca Juga: Dubes Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin: Kami Tidak Memulai, Kami ingin Mengakhiri ini


 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU