Jenderal Besar Rusia Tewas Ditembak Sniper Ukraina, Diyakini Pukulan Telak untuk Vladimir Putin
Krisis rusia ukraina | 4 Maret 2022, 17:14 WIBKIEV, KOMPAS.TV - Seorang jenderal besar Rusia tewas ditembak sniper Ukraina saat tengah bertempur.
Kematian sang jenderal disebut sebagai pukulan telak untuk Presiden Rusia Vladimir Putin.
Mayor Jenderal Andrei Sukhovetsky adalah Komandan Jenderal Divisi Lintas Udara ke-7 Rusia dan Wakil Komandan Angkatan Darat Gabungan ke-41.
Seperti dikutip dari The Sun, Kamis (3/3/2022), Mayjen Sukhovetsky tewas dalam pertempuran di Pangkalan Udara Hostomel, sekitar 30 mil di luar ibu kota Ukraina, Kiev.
Baca Juga: Korea Utara Ingin Bantu Rusia, Perintahkan Bersiap untuk Mobilisasi Pasukan
Sumber militer mengungkapkan, Mayjen Sukhovetsky tewas karena tertembak oleh sniper atau penembak jitu.
Sejauh ini, ia menjadi sosok senior pertama yang tewas dalam pertempuran di Ukraina.
Dilansir dari The Independent, Putin mengonfirmasikan bahwa seorang jenderal telah terbunuh pada pertempuran di Ukraina.
Menurut ahli, terbunuhnya Mayjen Sukhovetsky menjadi gambaran bahwa usaha Putin menyerang Ukraina tak sesuai rencana.
Ia merupakan pasukan penerjun payung yang disegani, terlatih dalam misi di wilayah musuh, dan memiliki peran penting dalam pencaplokan Krimea pada 2014 lalu.
Direktur Eksekutif laman jurnalisme investigatif Bellingcat, Christo Grozev, mencuitkan bahwa kematiannya akan menjadi penurunan motivasi utama bagi tentara Rusia.
Baca Juga: Rusia Disebut Siapkan Eksekusi Publik saat Duduki Kota di Ukraina untuk Hancurkan Moral Lawan
Rusia sendiri saat ini mengeklaim jumlah tentara Rusia yang tewas di Ukraina adalah 498 orang, dan sekitar 1.597 tentara lainnya terluka.
Namun, pejabat Inggris mengungkapkan, jumlah pasti tentara Rusia yang tewas dan terluka sudah pasti lebih tinggi dan akan terus bertambah.
Kantor Hak Asasi Manusia PBB mengungkapkan, setidaknya 227 warga sipil telah tewas dan 525 orang terluka di Ukraina sejak serangan dimulai pekan lalu.
Sementara, layanan gawat darurat Ukraina menegaskan, lebih dari 2.000 penduduk sipil telah tewas.
Penulis : Haryo Jati Editor : Vyara-Lestari
Sumber : The Independent/The Sun