> >

Menlu Rusia: Terserah Ukraina Pilih Pemerintah seperti Apa, Asal Tidak Jadi Ancaman Militer ke Rusia

Krisis rusia ukraina | 3 Maret 2022, 20:07 WIB
Menlu Rusia Sergey Lavrov mengatakan Rusia tidak mempermasalahkan jenis pemerintahan yang dipilih Ukraina, namun tidak menjadi ancaman militer terhadap Rusia. (Sumber: The Federal Assembly of The Russian Federation Press Service via AP, File)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov tidak mempermasalahkan jenis pemerintahan yang dipilih Ukraina, namun jangan pernah lagi menjadi ancaman militer terhadap Rusia.

Lavrov mengatakan Moskow juga siap untuk pembicaraan damai, namun akan terus mengejar kehancuran infrastruktur militer Ukraina, yang diklaim Kremlin mengancam Rusia, seperti dilaporkan Associated Press, Kamis, (3/3/2022).

Delegasi Rusia, dikatakan Lavrov, mengajukan tuntutannya kepada delegasi Ukraina awal pekan ini dan sekarang menunggu tanggapan Kiev dalam pertemuan dilaksanakan pada hari Kamis (3/3/2022) di Brest, perbatasan Belarus, Ukraina dan Polandia.

Lavrov menyuarakan penyesalan atas korban sipil selama aksi Rusia di Ukraina yang dimulai pekan lalu, dan bersikeras militer Rusia hanya menggunakan senjata presisi terhadap sasaran militer.

Namun Lavrov diam-diam mengakui beberapa serangan Rusia dapat saja membunuh warga sipil, dengan mengatakan bahwa, “Setiap tindakan militer penuh dengan korban, dan tidak hanya di kalangan militer tetapi juga warga sipil.”

Baca Juga: Ukraina dan Rusia Gelar Perundingan Putaran Kedua di Belarusia Petang Ini

Rusia dan Ukraina dilaporkan melakukan perundingan putaran kedua hari ini pukul 15.00 atau pukul 19.00 WIB di Brest, perbatasan Belarusia, Ukraina dan Polandia, seperti laporan Ria Novosti, Kamis (3/3/2022). Rusia membawa proposal perdamaian dalam tiga bagian, kata ketua delegasi Rusia Vladimir Medinsky. (Sumber: Kompas TV/Ria Novosti)

Hari ini Rusia dan Ukraina dilaporkan akan menggelar perundingan kedua di Brest, perbatasan Ukraina, Belarus dan Polandia, dijadwalkan pukul 15.00 waktu Moskow atau pukul 19.00WIB, seperti dilansir RIA Novosti.

Ketua delegasi Rusia Vladimir Medinsky kepada wartawan di lokasi perundingan mengatakan Rusia mengajukan usulan perdamaian dalam tiga bagian, yang ditujukan untuk aspek militer-teknis, kemanusiaan-internasional, dan penyelesaian politik.

Rusia selama ini menuntut pengakuan tanpa syarat atas kepentingan sah Rusia di bidang keamanan, seperti pengakuan kedaulatan Rusia atas Krimea, demiliterisasi dan denazifikasi negara Ukraina, serta memastikan status netral Ukraina. 

Baca Juga: Pakar Militer AS: Pasukan Rusia Lakukan Blunder Strategis dan Taktis dalam Invasi ke Ukraina

Untuk Ukraina, tujuan utama pertemuan itu adalah gencatan senjata dan posisi perundingan kembali ke titik sebelum penyerbuan Rusia ke Ukraina, seperti dikatakan Presiden Ukraina Vladymyr Zelensky yang dikutip CNN, Kamis (3/3/2022).

Putaran pertama negosiasi berlangsung di wilayah Gomel. Moskow diwakili oleh Pembantu dekat Putin, Vladimir Medinsky sebagai ketua delegasi, Wamenlu Andrei Rudenko, Wamenhan Alexander Fomin, Kepala Komite Duma Negara untuk Urusan Internasional Leonid Slutsky, dan Dubes Rusia untuk Belarus Boris Gryzlov.

Dari Kiev, delegasi terdiri dari Menhan Oleksiy Reznikov, kepala fraksi Dewan Rakyat David Arakhamia, Wamenlu Mykola Tochitsky, Penasihat Kepala Kantor Kepresidenan Mykhailo Podolyak, Wakil Verkhovna Rada, atau Parlemen Rusia Rustem Umerov, dan Wakil Kepala Delegasi Ukraina untuk Grup Kontak Trilateral Andriy Kostin.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Associated Press/RIA Novosti


TERBARU