Pakar Militer AS: Pasukan Rusia Lakukan Blunder Strategis dan Taktis dalam Invasi ke Ukraina
Krisis rusia ukraina | 3 Maret 2022, 19:02 WIBPerebutan bandara membuat fasilitas itu terlalu hancur, menggagalkan rencana semula yang akan digunakan untuk menyerang Kiev, kata mereka.
Selain itu, mereka mengatakan, "Kerugian pesawat dan helikopter Rusia sangat tinggi dan tidak bisa dipertahankan kelanjutannya, karena mereka gagal menghancurkan pertahanan udara Ukraina."
Yang juga mengejutkan adalah penggelaran senjata perang elektronik Rusia yang terbatas atau tidak efektif, yang awalnya diperkirakan sebagian besar analis akan memiliki peran penting dalam menyerang kemampuan komunikasi Ukraina.
"Jika Rusia mampu memotong (komunikasi) komandan militer Ukraina dari orang-orang yang mereka perintahkan ... pasukan udara dan pertahanan udara Ukraina akan dipaksa untuk berperang dengan cara yang tidak terkoordinasi, membuat mereka kurang mematikan dan lebih rentan terhadap serangan," seperti dituliskan dalam laporan Atlantic Council's Scowcroft Center.
Boston menunjukkan, Ukraina terus menggunakan drone Bayraktar buatan Turki untuk menghancurkan pasukan lapis baja Rusia.
"Jika mereka terkena drone Turki sekali atau dua kali, oke lah," katanya, tetapi, "Jika mereka terkena lebih dari sekali atau dua kali, nah ini ada yang salah di pihak Rusia."
Baca Juga: Sabtu Pagi, Pertempuran Kembali Meletus di Jalanan Kiev, Ukraina Tembak Jatuh Pesawat Militer Rusia
Kekurangan Makanan
Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan Rusia tampaknya tidak mengoordinasikan dengan baik kemampuan mereka yang besar dan beragam, atau mengelola logistik mereka untuk kebutuhan invasi.
“Kami melihat indikasi itu sejak awal, meskipun mereka memiliki kemampuan gabungan senjata yang canggih, mereka belum sepenuhnya terintegrasi,” katanya.
Yang sama mengejutkannya adalah kekurangan logistik mereka. "Kami melihat kendaraan ditinggalkan. Kami melihat masalah keberlanjutan tidak hanya dalam bahan bakar tetapi juga dalam makanan," katanya, hari Rabu.
Boston, yang kerap ambil bagian dalam latihan perang tingkat tinggi yang berfokus pada pasukan Rusia, mengatakan ada tanda-tanda sebagian besar pasukan itu masih terlalu muda, kurang terlatih untuk konflik semacam ini, dan mungkin tidak menyadari bahwa mereka bahkan akan pergi berperang.
Dia mengatakan tampaknya juga pasukan di lapangan tidak mengetahui apa yang mereka perlu lakukan saat menginvasi Ukraina, yang hubungannya amat sangat panjang dengan Rusia.
"Jika Anda tidak tahu apa yang terjadi, Anda tidak bisa beradaptasi," katanya.
Tak satu pun dari para ahli meremehkan kemampuan Rusia. Kemajuan pasukan Rusia hanya mandek, tetapi kemandekan dapat memungkinkan mereka menyelesaikan masalah logistiknya, kata Kirby.
Dan sebaliknya, mereka memperkirakan frustrasi Putin selama hari-hari pertama dapat menyebabkan dia melepaskan kekuatan penuh artileri, peluru kendali, dan kekuatan udaranya pada penduduk Ukraina, dengan efek yang menghancurkan.
“Rusia masih memiliki keunggulan kekuatan tempur yang luar biasa yang pada akhirnya akan menghancurkan pasukan Ukraina saat perang berlanjut,” kata analisis Scowcroft Center.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : France24