Putin Balas Serangan Sanksi, Larang Warga Rusia Transfer Valas ke Luar Negeri
Krisis rusia ukraina | 1 Maret 2022, 07:25 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan larangan pinjaman valuta asing dan transfer oleh warganya ke luar negeri sebagai pembalasan atas sanksi ekonomi yang dijatuhkan Barat.
Dalam pengumuman yang dibuat Kremlin pada Senin (28/2/2022) maktu setempat, Putin juga menandatangani undang-undang yang memerintahkan seluruh perusahaan pengekspor untuk menjual 80 persen dari pendapatan devisa mereka yang dibuat sejak 1 Januari di pasar.
Sebelumnya Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss mengatakan bahwa negaranya akan mengunci Sberbank Rusia dari kliring sterling dan menjatuhkan sanksi pada tiga bank lain.
Baca Juga: Swiss Murka, Tinggalkan Netralitas dan Adopsi Sanksi Uni Eropa terhadap Rusia
Liz Truss juga menyebut akan ada pembekuan aset penuh pada pemberi pinjaman Rusia dalam beberapa hari ke depan, seperti dikutip dari Antara.
Pemerintah Inggris juga meminta warganya untuk tidak melakukan semua perjalanan ke Rusia. Mereka memerintahkan otoritas pelabuhan di negara itu untuk melarang kapal apa pun milik Rusia guna meningkatkan tekanan terhadap Moskow.
Mata uang Rubel Rusia jatuh tajam pada perdagangan Senin pagi. Bank Sentral Rusia menaikkan lebih dari dua kali lipat suku bunga utamanya menjadi 20 persen sebagai langkah darurat setelah Barat memberlakukan sanksi ekonomi lebih lanjut selama akhir pekan.
Baca Juga: Negara Afrika di Dewan Keamanan PBB Kutuk Rasisme atas Warga Kulit Hitam di Perbatasan Ukraina
Ini termasuk keputusan Barat untuk membekukan cadangan mata uang utama Rusia yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sanksi Barat ini berpotensi menghancurkan stabilitas keuangan negara itu.
Salah seorang warga Kota Moskow, Katya, mengatakan kepada The Independent:
“Kartu bank Rusia saya tidak berfungsi lagi. Saya juga ingin menukar rubel yang saya miliki dengan uang tunai, tetapi nilai tukarnya sangat buruk sehingga tidak ada gunanya”, kata Katya.
Uni Eropa juga telah resmi menutup wilayah udaranya dari seluruh maskapai milik Rusia.
Baca Juga: AS Usir 12 Diplomat Rusia di PBB karena Dituding Jadi Mata-mata dan Lakukan Spionase
Sikap tersebut merupakan respons dari negara-negara di Benua Biru untuk Rusia yang telah melancarkan invasi ke Ukraina dalam beberapa hari terakhir ini.
Uni Eropa hari Jumat telah sepakat membekukan aset Putin dan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov beserta sanksi lainnya atas invasi ke Ukraina, seperti dikatakan Menlu Latvia yang dilansir Associated Press, Jumat (25/2/2022).
Keputusan untuk membekukan aset Putin dan Lavrov menunjukkan kekuatan Barat bergerak ke arah tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam upaya menghentikan invasi Rusia ke Ukraina dan mencegah terjadinya perang besar di Eropa.
Penulis : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV