Rasisme Media Barat dalam Peliputan Invasi Rusia ke Ukraina
Krisis rusia ukraina | 28 Februari 2022, 18:06 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Invasi Rusia ke Ukraina adalah peristiwa besar yang menyedot perhatian media-media internasional. Namun, sayangnya, tak sedikit media Barat yang meliput isu ini dengan sudut pandang seorang rasis.
Sebagaimana diwartakan Middle East Eye, koresponden Barat tak jarang meliput konflik di Ukraina sembari menyinggung konflik bersenjata di Timur Tengah.
Umumnya, mereka menunjukkan keterkejutan karena konflik meletus di Eropa yang “lebih beradab” dibanding yang lain.
“Mereka terlihat seperti kita. Itulah yang membuat ini sangat mengejutkan,” tulis jurnalis dan mantan politikus Konservatif Inggris Raya, Daniel Hannan, dalam kolomnya untuk The Telegraph.
“Ukraina adalah suatu negara Eropa. Rakyatnya menonton Netflix dan punya akun Instagram, memilih dalam pemilu yang bebas dan membaca surat kabar tanpa sensor. Perang tidak lagi sesuatu yang menimpa populasi terpencil dan melarat. Itu bisa terjadi pada siapa saja,” tulisnya.
Sementara itu, koresponden senior CBS News, Charlie D’Agata, mengucapkan komentar rasis saat melakukan siaran langsung di Kiev.
“Ini bukanlah tempat, dengan segala hormat, yang seperti Irak atau Afghanistan yang telah melihat konflik berkobar selama berdekade-dekade,” kata D’Agata.
“Ini (Ukraina) relatif beradab, relatif Eropa—saya harus memilih kata-kata ini dengan hati-hati—kota yang mana kamu tidak akan menduga (perang) akan terjadi, atau berharap bahwa itu (perang) akan terjadi.”
D’ Agata kemudian meminta maaf.
Baca Juga: Gubernur Memindahtugaskan Guru SMA yang Rasis ke Siswa Papua
Koresponden NBC News, Kelly Cobiella, juga melontarkan komentar rasis ketika meliput pengungsi dari Ukraina.
“Ini bukanlah para pengungsi dari Suriah, para pengungsi ini dari Ukraina. Mereka Kristen, mereka putih, mereka sangat mirip (dengan dia),” kata Cobiella.
Seorang analis yang tampil di kanal televisi Prancis, BFMTV, juga membuat komentar rasis.
“Kita di sini tidak bicara tentang orang Suriah kabur dari bombardir rezim Suriah yang disokong Putin, kita bicara tentang orang Eropa yang kabur dengan mobil yang mirip dengan punya kita untuk menyelamatkan hidup,” kata analis tersebut.
Media internasional yang berbasis di Qatar, Al Jazeera, juga kecolongan komentar rasis oleh salah seorang presenternya. Dalam sebuah siaran berbahasa Inggris, presenter itu membandingkan arus pengungsi Ukraina dengan Timur Tengah.
“Mereka tidak terlihat seperti pengungsi yang pergi dari wilayah-wilayah di Timur Tengah yang masih dilanda perang besar. Mereka bukanlah orang yang pergi dari Afrika Utara. Mereka terlihat seperti keluarga Eropa mana pun yang tinggal di sebelah Anda,” kata presenter tersebut.
Al Jazeera sendiri kemudian meminta maaf atas komentar presenter itu. Mereka mengakui bahwa si presenter insensitif dan insiden ini akan ditindaklanjuti.
“Komentar presenter itu insensitif dan tidak bertanggung jawab. Kami meminta maaf kepada audiens di seluruh dunia dan pelanggaran profesionalisme ini sedang ditindaklanjuti,” bunyi pernyataan Al Jazeera.
Menanggapi banyaknya peliputan dengan komentar rasis oleh media Barat, Asosiasi Jurnalis Arab dan Timur Tengah (AMEJA) mengecam fenomena tersebut.
“Kami menolak implikasi orientalis dan rasis bahwa populasi atau negara mana pun itu ‘tidak berperadaban’ atau menyandang faktor ekonomis yang membuatnya layak dijadikan tempat konflik,” tulis pernyataan AMEJA dikutip Rudaw.
“Itu merefleksikan mentalitas yang meresap di jurnalisme Barat yang menormalisasi tragedi di bagian tertentu dunia. Itu dehumanisasi dan menerjemahkan pengalaman mereka dengan perang sebagai sesuatu yang normal dan bisa diduga,” lanjut pernyataan tersebut.
Baca Juga: Akhirnya Delegasi Ukraina Tiba di Gomel Belarusia, Perundingan dengan Rusia Dimulai Pukul 16.00 WIB
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV